Monday, August 9, 2010

lagi lagi realita

Hari ini, saya sedang melakukan percakapan santai sama ibu di depan tv sambil kelosotan di lantai dan makan oreo *kebayang kan santainya :D*



Ibu : mbak, katanya si ani (nama disamarkan), pembantu kita yang dulu itu katanya mau nikah

Saya : nikah? Orang anak masih kecil gitu. Nikah sama kambing kali

Ibu : yeh kamu kan kalo diajak ngobrol bercanda melulu. Beneran katanya mau nikah nanti abis lebaran.

Saya : *balik badan dan mulai serius*

Ibu : beneran. Nanti abis lebaran katanya.

Saya : maaaaaak! Orang dia aja dua tahun dibawah aku kok -___-



Dari percakapan singkat itu, saya tiba-tiba ngerasa takut karena udah lebih tua dari dia tapi ga laku-laku. Loh? Haha kembali serius.

Ya, dari percakapan singkat itu saya jadi takut dengan budaya, tradisi, atau apapun kita menyebut itu yang terus-terusan melestarikan budaya menikah muda. Mudanya dalam artian masih di bawah 20 tahun, buat saya ini batasnya. Sebenernya kenapa si budaya itu masih terus dijaga? Apa sih manfaatnya kalau mereka melakukan hal itu? Kenapa sih tidak ada yang berusaha untuk berpikir jauh dan meninggalkan budaya itu? Apa sih dampak yang akan ditimbulkan kalau tradisi itu ditinggalkan? Masih banyak kenapa yang tidak bisa dituliskan semuanya tentang hal ini berkecamuk di otak saya.

Budaya menikah di usia yang sangat belia ini masih sering sekali kita temui di Indonesia. hal ini akan banyak kita temukan di daerah-daerah pinggiran kota besar, apalagi kalau kita melihatnya lebih jauh lagi ke pelosok disana akan lebih banyak lagi ^^ saya pernah dengar cerita ibu, setelah beliau melakukan sebuah perjalanan ke sebuah pelosok daerah Jawa Barat. Beliau cerita bahwa beliau bertemu dengan seorang gadis berusia 15 tahun yang ternyata sudah Janda. Janda? Bayangkan dengan usia yang masih usia sekolah, dia sudah pernah mencicipi sebuah kehidupan berumah tangga, bahkan sudah juga mencicipi bagaimana mengakhirinya.

Pernah juga suatu ketika saya membaca sebbuah cerita di majalah yang menceritakan seorang wanita berusia 17 tahun yang sudah memiliki dua anak. Disaat saya yang juga berumur sama masih sangat senang beermain dan mengembangkan diri, dia sudah harus memikul beban sebagai seorang istri dan ibu. Di saat saya masih seneng jalan dan main sama ibu ayah, dia sudah harus senang bermain sama suami dan anak-anaknya. Disaat saya masih sering berkumpul dengan teman-teman untuk rapat atau hanya sekedar mengobrol, dia sudah harus diam di rumah dan mengerjakan segala macam tugas seorang ibu rumah tangga.

Sungguh, tidak pernah terbayang dalam benak saya akan terjadinya hal seperti itu dalam hidup saya. Hidup itu pilihan dan saya sudah memilih untuk menunda hal seperti itu sampai saya benar-benar siap.

Sekali waktu saya berpikir, mungkin lingkungan juga yang memaksa mereka untuk menikah di usia yang sangat belia. Beberapa kelompok masyarakat masih beranggapan bahwa ketika seorang gadis belum menikah sementara teman sebayanya sudah mayoritas menikah, maka gadis itu dianggap tidak laku. Bahkan beberapa orang tua mengaku malu ketika anaknya belum menikah, sementara teman-teman sebayanya sudah. Apakah menikahkan anaknya yang masih belia itu dianggap sebagai sebuah kebanggaan?

Sebenarnya saya tidak akan berbicara banyak tentang hal ini, kalau saya juga bukan seorang wanita. Entah bagaimana pandangan kaum lelaki tentang hal ini, tetapi bagi saya ini adalah sebuah lampu merah untuk perkembangan diri seorang wanita. Mayoritas dari mereka yang menikah belia, lahir dari orang tua yang memiliki pendidikan yang rendah dan yang menganggap bahwa pendidikan bukanlah hal yang utama. Mungkin juga mereka lahir dari orang tua yang belum menghargai dan memandang wanita itu setara dengan laki-laki dalam beberapa hal, terutama pendidikan. Mereka menikahkan anaknya agar anaknya dapat segera memiliki pasangan yang mungkin dapat menunjang hidup anaknya lebih baik dari mereka. Miris sebenarnya ketika saya tau bahwa mayoritas itu adalah alasan utama mengapa banyak terjadi pernikahan di usia belia.

Kalau saja mereka berpikir untuk menunda hal tersebut sedikit lebih lama, setidaknya sampai anaknya benar-benar menyelesaikan pendidikannya 12 tahun. Mungkin anak mereka akan mendapatkan nasib yang lebih baik. Jadi ingat perkataan seseorang, jika ingin mendapatkan yang baik, maka jadilah baik juga. Intinya dalam hal ini, jika para gadis itu sedikit berpendidikan, mungkin dia bisa mendapatkan suami yang jauh lebi berkualitas dari mereka yang menikah saat lulus SD atau SMP. Bukan berarti saya berani mengatakan bahwa hal itu mutlak, sekali lagi ada Allah yang menentukan. Atau ketika tujuan mereka memang hanya untuk lebih meningkatkan taraf hidup anak-anaknya, dengan membiarkan mereka mengenyam pendidikan sedikit lebih lama lagi juga dapat sedikit meningkatkan taraf hidup anaknya. Sekali lagi, ini bukan hal mutlak.

Menyangkut ke masalah kesehatan. Banyak penyakit yang akan diderita oleh wanita dengan risk factor berupa hubungan sexual dini. Dimana hal ini bukan tidak munkin akan terjadi, ketika seorang gadis menikah dalam usia yang belia. Kalau bisa dicegah, kenapa harus dilakukan? Tunggu, sekarang pertanyaannya adalah apakah mereka tau tentang hal ini? Apakah mereka tau akan banyak penyakit yang mengancam nyawa seorang gadis ketika dia dibiarkan menikah dan berhubungan sexual pada usia yang masih sangat belia? Ya, belum tentu semua orang tahu. Atau mungkin bahkan mayoritas mereka tidak tahu. Solusinya? Ya beri tahu. Berikan mereka pendidikan dalam hal ini. Ada celah ni buat kita memperbaiki nasib wanita bangsa dalam hal ini. Tergerakkah?

Yaaaah, sudahlah. Saya ga tau lagi harus ngomong apa. Haha ini hanya pikiran sok tau yang tiba-tiba melintas

Sekali lagi, hidup ini pilihan. Dan untuk mereka yang sudah memilih untuk melakukan pernikahan di usia yang masih kecil, semoga kalian akan terus mempertahakannya.

Teman-teman mahasiswa, agent of change, adakah hati yang tersisa untuk sedikit bergerak untuk ini?

Thursday, July 15, 2010

sebuah prolog ^^

Universitas kita
Padjadjaran tempat bernaung
Insan abdi masyarakat
Pembina nusa bangsa


Sebuah lantunan lagu yang pasti akrab di telinga setiap civitas akademika di Universitas Padjadjaran. Termasuk saya dan seluruh warga Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Ada yang saya sangat suka dari lantunan lirik ini. Baris ketiga, insan abdi masyarakat.

Pengabdi masyarakat, itulah salah satu identitas mahasiswa yang sudah melekat di setiap individunya sejak mereka menyandang status mahasiswa. Disini, di FK UNPAD, sebuah pengabdian masyarakat merupakan sesuatu yang sangat akrab ditelinga. Setiap sudut menggaungkan kata pengabdian, terutama pengabdian masyarakat.

Seperti yang kita tahu kalo saat ini, Indonesia sedang menjadi langganan dari bencana. Apapun becananya, tempatnya Indonesia. dari bencana skala kecil yang hanya menimbulkan kerusakan yang tidak parah dan dapat diperbaiki sendiri, sampai bencana skala besar yang menyebabkan terjadinya kerusakan yang hebat dan membutuhkan banyak waktu, dana dan tenaga dalam rekonstruksi dan rehabilitasinya. Bahkan dapat juga menyebabkan terjadinya second disaster.

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu factor terjadinya banyak bencana di negeri kita adalah kondisi geografis Indonesia yang memang sangat memungkinkan terjadinya bencana. Seperti misalnya, di Indonesia masih banyak terdapat gunung berapi yang statusnya aktif. Lalu, posisi Indonesia juga memungkinkan sekali untuk terjadinya gempa.

Menjadi seorang mahasiswa FK UNPAD membuat saya sadar bahwa salah satu bantuan yang paling dan sangat dibutuhkan saat terjadi suatu bencana adalah emergency medic. Bahkan sebuah badan siaga bencana di suatu Negara asing berkata bahwa Indonesia adalah tempat yang sangat pas untuk menimba pengalaman dalam hal emergency medic. Mungkin dikarenakan bencana yang terlalu sering menghantui. Oleh karena itu, saya melihat begitu besarnya peluang mahasiswa kedokteran untuk memberikan kontribusinya, untuk mengabdikan dirinya pada saat terjadi bencana, dengan memberikan bantuan sesuai dengan kompetensi yang kita miliki.

Tidak semua orang tertarik, tidak semua orang berani untuk terjun langsung ke lapangan saat bencana. Butuh niat, butuh keberanian, butuh kompetensi, butuh pengalaman, dan butuh hati.

Pada teorinya, siklus penanggulangan bencana terbagi dalam tiga fase. Fase pencegahan bencana, fase tanggap bencana, dan juga fase pasca bencana.

Dalam fase tanggap bencana, yang akan sangat berguna adalah kompetesi dalam emergency medic. Selain pertolongan yang diberikan kepada korban, fase ini juga meliputi pencarian para korban hilang, serta penyediaan sandang dan pangan dan juga sanitasi. Pada fase ini lokasi korban membutuhkan tim yang kompeten serta cekatan dalam melakukan tugasnya. Petugas-petugas dengan kompetensi Basic Life Support, resusitasi dan stabilisasi, serta Damage Control Surgery sangat diharapkan kehadirannya pada fase tanggap bencana. Kompetensi yang cukup sangat dituntut dikarenakan sedikit kesalahan dapat menimbulkan kerusakan yang lebih jauh atau bahkan dapat menyebabkan second disaster.

Selanjutnya fase pasca bencana, aspek rekonstruksi dan rehabilitasi menjadi fokus utama. Pembangunan sarana dan prasarana menjadi fokus kegiatan, namun sebenarnya beberapa sistem sosialnya perlu ditata ulag agar dapat berjalan kehidupan sehari-hari seperti sedia kala. Aspek perekonomian dan juga pelayanan public harus sesegera mungkin diperbaiki. Untuk ranah kesehatan, mungkin kita dapat melakukan pendataan terhadap kerusakan yang terjadi dan juga dapat melakukan pendataan terhadap kebutuhan warga yang masih belum terpenuhi. Selain itu kita juga dapat membantu pembangunan sarana dan prasarana kesehatan yang rusak. Bencana memberikan dampak yang buruk pada mental penduduk dan mengingat harta benda mereka yang habis juga merupakan stressor yang dapat membuat seseorang agak ‘terganggu’, sehingga pendekatan personal kepada para korban, terutama kepada anak-anak untuk sekedar meringankan beban yang mereka tanggung, juga dapat kita lakukan.

Pada fase pencegahan becana, setidaknya ada usaha untuk mencegah terjadinya bencana, mitigasi bencana, dan juga pencerdasan kepada masyarakat tentang bencana agar mereka dapat menolong diri mereka sendiri atau keluarga mereka saat bencana terjadi atau setidaknya mengurangi sedikit kepanikan yang melanda saat terjadi bencana. Dapat juga dilakukan simulasi bencana kepada masyarakat. Selain itu, masyarakat juga dapat dijelaskan mengenai early warning dari terjadinya suatu bencana baik yang tradisional maupun yang modern. Sistem informasi juag harus terus dibangun agar saat terjadi bencana, beritanya dapat langsung tersebar sehingga dapat langsung mendapatkan pertolongan.

Di padang, terdapat sebuah instansi langsung dibawah koordinasi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, yaitu Emergency Rescue and Response FK UNAND , sebuah badan yang terdiri dari para mahasiswa yang tergabung dalam banmed-banmed di Fk UNAND dan juga pihak fakultas, yang turut serta melakukan siklus penanggulangan Gempa Padang. Sejak awal bencana itu terjadi, sampai saat ini ketika mereka membantu rekonstruksi dan rehabilitasi daerah gempa.

Di Surabaya, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga melakukan hal yang serupa. Mereka membentuk Disaster Rescue Team yang siap diluncurkan ketika bencana-bencana terjadi di sekitar mereka. Bahkan mereka sudah mendapatkan sebuah pelatihan International Training Consortium on Disaster Risk Reduction yang bekerjasama dengan WHO dan juga DepKes RI.

Bahkan rekan kita, FK Maranatha juga sudah sukses dengan crisis centernya.

Lalu kita? Satu-satunya Fakultas Kedokteran Negeri di Jawa Barat, apakah sudah bertindak sejauh itu? Apakah pernah punya mimpi kea rah sana? Apakah kita juga ingin menciptakan suatu alur koordinasi yang rapi agar pertolongan yang kita berikan kepada para korban itu menjadi efektif dan efisien? Sudah siapkah kita? Sudah mampukah kita? Adakah hati kecil ini masih hidup untuk bergerak bersama?

Thursday, July 8, 2010

mahasiswa?

sebuah tulisan yang harusnya dibuat sekitar 5 buan yang lalu. Sebuah tulisan hasil tantangan seseorang. Sebuah tulisan yang mungkin menggambarkan sejauh mana saya memandang status mahasiswa. Sebuah tulisan yang mungkin menunjukan sejauh mana idealism saya sebagai seorang mahasiswa. Sebuah tulisan yang dibuat dengan semangat yang membara. Sebuah tulisan yang dibuat dengan harapan dapat menginisiasi sesuatu, setidaknya inisiasi untuk semangat di dalam hati kecil kalian, mahasiswa..


suatu hari saya bertanya pada seseorang, “kak, sebenernya peran mahasiswa itu apa aja si?”


kemudian orang yang saya Tanya hanya menjawab, “mau dijelasin? Kalo gitu namanya bukan mahasiswa”


dari situ saya tertantang untuk mencari jawabannya sediri. Setelah membaca berbagai sumber dan menarik kesimpulan, lalu memikirkan sedikit bagaimana menurut saya, akhirnya saya memberanikan diri untuk bertemu lagi ke orang itu.


“kak, boleh diskusi? Saya sudah sedikit tahu, sekarang butuh pemahaman.”


“saya lagi sibuk de, kamu tulis aja, nanti saya baca sejauh mana kamu ngerti dan baru deh kita diskusi. Oke?”


Akhirnya saya Cuma garuk-garuk kepala, lalu selesai saja sudah sampai disitu topic itu.


***


Mahasiswa. Ketika kata itu dihadapkan kepadamu, maka apa yang akan kamu pikirkan? Setiap orang pasti punya pemikiran yang berbeda mengenai kata ini.


1. Oh, mahasiswa mah orang-orang pinter, sekolahnya tinggi. Bapaknya punya duit banyak jadi dia bisa sekolah tinggi. (jawaban versi orang berpendidikan rendah yang tidak mengetahui urgensi pendidikan dan tidak punya uang)


2. Mahasiswa itu tukang demo, bikin kerusuhan, bikin macet jalanan, ngerusak barang-barang. (jawaban versi orang yang tukang nonton berita, tapi langsung nelen bullet-bulet beritanya tapa dipikir ulang)


3. Mahasiswa? Oh mereka orang-orang yang kerjaannya pulang malem, sabtu minggu ga pernah ada di rumah, jarang punya waktu buat adik-adiknya. Kalo pulang sampe rumah tidur doing sama minta duit. (jawaban versi adeknya seorang mahasiswa yang mungkin organisatoris parah atau malah yang kerjanya Cuma jalan-jalan doing.)


4. Mahasiswa itu satu-satunya kaum yang berani nentang pemerintah. (jawaban versi orang yang suka nonton berita dan baca Koran yang selalu baik sangka sama mahasiswa)


5. Mahasiswa mah itu yang suka bantu-bantu di desa ini. Da baik mereka mah (jawaban seorang ibu rumah tangga di sebuah desa yang menjadi target desa binaan oleh sekelompok mahasiswa)


6. Mahasiswa itu satu periode waktu buat lo seneng-seneng dan bebas tanpa aturan. (jawaban seorang mahasiswa tukang main)


7. Mahasiswa itu agent of change, iron stock, moral force, dll. (jawban seorang organisatoris yang sering dicekokin materi beginian *termasuk saya*)


8. Dll.


Satu kata itu saja bisa menimbulkan banyak interpretasi tergantung orangnya menilai dari sisi apaa, kepada mahasiswa yang bagaimana, dan bagaimana orang yang menilai itu sendiri. Lantas, bagaimana dengan peran mahasiswa? Orang definisinya aja susah dan ga pasti begitu.


Karena saya mahasiswa, maka saya akan mencoba untuk menjabarkannya secara intelek *sedikit intelek maksudnya :D*


Sebenarnya, menurut berpuluh-puluh mahasiswa yang saya tanyakan, ada satu kata yang selalu saya dengar, idealisme. Seorang mahasiswa, pasti punya idealitas, tapi kadarnya sampai mana itu yang tergantung pada setiap orangnya.

Kita bisa menelaah lagi saat zaman prakemerdekaan, kemerdekaan, dan pasca kemerdekaan. Sebut saja peran Boedi Oetomo tahun 1908, sumpah pemuda tahun 1928, dan puncaknya saat kemerdekaan tahun 1945. Disana dapat kita temukan beberapa momen yang diciptakan oleh mahasiswa, yang berujung pada harumnya nama mahasiswa. Pada saat itu, posisi mahasiswa sangat eksklusif dan krusial, dimana sebagian besar dari mereka adalah para pelopor atau motor. Pembakar semangat kepemudaan, pencipta ide-ide segar dan ekstrim, dan gerakan-gerakan lain yang mendorong terus penciptaan sebuah kemerdekaan.


Dapat dilihat juga pada zaman peruntuhan rezim orde baru dan orde lama, diamana inisiasi langkah awal penjatuhan tersebut berasal dari mahasiswa. Walaupun banyak elemen pemerintahan yang pro reformasi dan dalam pelaksanaannya, semua lapisan masyarakat turut serta, tetap saja mahasiswa merupakan ujung tombak perjuangan. Maka pantas, ketika seorang mahasiswa disebut sebagai agent of change dan social control untuk negaranya.


Secara moralitas, mahasiswa harusnya dapat berbuat lebih baik dari yang lainnya, hal ini dikarenakan dasar mereka sebagai kaum intelektual. Selain itu, mahasiswa juga dituntut untuk peka terhadap semua hal yang terjadi di lingkungannya. Hal itu dikarenakan mereka adalah calon kader masa depan yang harus belajar mulai saat ini bagaimana cara menghadapi, mengayomi, dan mensejahterakan rakyat dari sekarang.


Mahasiswa juga berhak melakukan kritisi terhadap pemerintahan yang berjalan tidak sesuai dengan aturan yang sudah diberlakukan. Dan sebagai wujud kepeduliannya terhadap masyarakat, maka mahasiswa juga diharapkan dapat melaukan pengabdiannya kepada masyarakat dengan sungguh-sungguh. Pengabdian dapat dilakukan dalam bidang apa saja. Ir. Rachmat Witoelar berkata bahwasanya ilmu yang didapat di pergruan tinggi itu hanyateknis semata, sementara pengabdian masyarakat adalah suatu hal yang essensial.


Dalam bidang teknologi, sebagai agent of change mahasiswa harusnya dapat membawa inovasi inovasi baru terhadap perkembangan teknologi yang memang masih minim di Inodnesia. Analisis terhadap keadaan di suatu masyarakat oleh mahasiswa juga dapat berlanjut pada tahap aksi pengubahan masyarakat itu menjadi lebih baik (peningkatan status kehidupan), hal ini merupakan kontribusi mahasiswa dalam bidang social. Dan masih banyak lagi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk negaranya.


***


Hehe. Segitu saja dulu tulisan tentang ini. Berlanjut ke part2 J

Tuesday, June 22, 2010

kenapa harus menulis?

ya itu dia pertanyaan yang selalu gue lontarkan setiap saat melihat pendaftaran suatu workshop. syarat : selesaikan 2 essay sepanjang min.3 halaman.

kadang gue cuma tertawa ngeliat itu, dalam hati ngedumel kenapa harus essay si? dikira gampang apa bikin essay. di lain kadang, gue cukup seneng si kalo syaratnya cuma essay dan gue pengen banget ikut workshop itu. alhamdulillah Allah ngasih gue sedikit kelebihan untuk mencintai dunia menulis.

tapi kebanyakan kadang, gue sedih liat syarat kaya gitu. terutama disaat gue ingin banget ikut acaranya, tetapi gue sedang ga bisa nulis. dan itu banyak dialami sama temen-temen gue juga.

kenapa harus essay? kenapa harus essay? itu yang selalu gue lontarkan di dalam otak gue.

ga fair menurut gue. apa kemampuan seseorang cuma di liat dari essay? apa kecanggihan dan keunikan pemikiran seseorang cuma dilihat dari sebuah tulisan saja? lantas, gimana dong nasib-nasib mereka yang luar biasa tetapi tidak suka menulis? kasian dong mereka masa pengembangan dirinya cukup sampai situ aja. sedangkan mereka yang jago nulis, bisa aja terus melaju. kaya contoh kasus gue, kemarin gue lolos salah satu workshop leadership bergengsi di Indonesia, daftar bareng sama temen gue yang menurut gue luar biasa lah. gue si ga ada apa-apanya lah dibanding dia mah. eh yang lolos malah gue! nah itu karena gue suka dan sudah cukup terbiasa dengan menulis. ga fair kan bbuat temen gue yang jago itu?

hmm. menurut gue bikin essay tu bukan pekerjaan main-main. ada bagian dari jiwa yang ditiupkan ke dalam tulisan itu saat kita menulis. fungsinya buat bikin tulisan itu hidup. bisa ngajak semua yang baca ngerasain juga apa yang kita tulis. yah kasarnya mah memainkan perasaan orang lain lah hehe. dan buat gue itu satu senjata ampuh buat tulisan-tulisan gue kemarin-kemarin.

makanya, menulis itu buat gue ga bisa dipaksakan. karena kalo dipaksa yang ada gue malah ngaco nulisnya dan ga ada gregetnya kalo kata sherina *goblok gue :D

jadi, buat yang mau bikin workshop-workshop gitu yaa mending cari cara yang lebih efektif lagi. lebih baik mengembangkan orang yang memang punya kompetensi dasarnya dulu, baru nanti biarkan mereka yang membina yang lain. hehe

simple

abis ngintip-ngintip di blog orang tanpa izin dan tanpa rasa bersalah, akhirnya terpaku sama blog seseorang. tampilan? biasa aja. tulisan? ga bagus-bagus amat. tapi cara dia memandang sesuatu dengan simple tetapi penuh makna itu yanng keren.

ternyata ga harus jadi 'berat' untuk bisa menginspirasi orang lain. ternyata ga harus jadi 'sok tau' untuk memberitahu orang lain. ternyata sesuatu yang disampaikan dengan simple justru dapat membuat saya berpikir akan hal itu.

hmm. from now on, i do adore him. for the simple way of a deep thinking :)

Monday, June 21, 2010

curhat #03

lama mengabdi pada ujian, lama ga berentuhan langsung dengan hati dan kemanusiaan. yang ada sekarang malah menumpulkan hati dengan hal-hal yang ga penting. PKM, ternyata saya sangat merindukan kalian :)

sedikit catatan untuk korupsi

Mungkin saya belum menjadi seseorang yang pantas berbicara mengkritisi sebuah tindakan yang sudah mendarah daging dalam setiap koridor kehidupan yang kita lalui sehari-hari. Disadari atau tidak, diinginkan atau tidak, dibutuhkan atau tidak setiap hari kita bertemu dengan budaya korupsi. Apapun bentuknya, saya yakin bahwa dalam perjalanan keseharian seorang manusia, pasti tidak akan lepas dari sebuah budaya korupsi.

Korupsi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu tindakan mengambil bagian yang bukan haknya. Jadi ternyata korupsi itu terlalu luas untuk diartikan hanya dengan korupsi yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pemerintahan yang selama ini banyak disorot oleh media dan menjadi fokus utama pemerintah..

Korupsi merupakan suatu tindakan yang rasional, beralasan dan bertujuan untuk dilakukan. Setiap tindak korupsi merupakan bentuk interaksi. karena pada setiap kasusnya akan melibatkan setidaknya dua pihak. Pihak pertama adalah mereka yang melakukan tindak korupsi dan pihak kedua merupakan pihak yang dirugikan karena tindak korupsi tersebut. Terkadang pihak ketiga juga terlibat sebagai saksi, dimana transaksi korupsi tersebut tidak secara keseluruhan terlihat transparan oleh pihak ketiga.

Saya tidak memungkiri bahwa sering kali saya menjadi seorang pelaku korupsi. Bukan korupsi berat seperti yang dilakukan oleh para pejabat pemerintahan tentunya, tindakan kecil yang bisa juga dikategorikan sebagai korupsi. Terlambat misalnya. Sebuah bentuk kecil dari tindak korupsi terhadap waktu. Ditinjau dari teori diatas, saya adalah seorang pelaku korupsi yang merugikan orang lain. Sedangkan orang yang menunggu saya adalah pihak kedua yang dirugikan karena keterlambatan saya. Dan saya mengambil hak waktu yang sebenarnya bukan milik saya.

Jadi itu lah korupsi. Sebuah tindakan simple yang bisa berkembang menjadi suatu permasalahan utama di Indonesia. menurut saya, lebih baik tidak usah berusaha untuk memperbaiki orang-orang yang sudah mencintai budaya korupsinya, tetapi langkah yang harusnya kita lakukan adalah mencegah agar tidak tumbuh lagi makhluk-makhluk cerdas pecinta korupsi di masa mendatang. Dimulai dari yang kecil, kedisiplinan mungkin.

Jadi, buat ibu-ibu yang lagi hamil, jangan kebanyakan nonton berita yang isinya korupsi. Nanti anaknya terbiasa mendengar dan akrab sama kata korupsi :D

Tuesday, April 20, 2010

curhat #02

ketika semua orang sudah terlanjur mencap saya adalah dia dan dia adalah saya, saya justru ingin cap itu segera hilang dari image saya. saya bosan, saya lelah. tidak kah kalian tahu bahwa saya hanyalah sebuah debu yang mengotori lembar kehidupannya? tidak kah kalian tahu bahwa dia hanya menganggap saya adalah nyamuk pengganggu? tidak kah kalian tahu bagaimana menyakitkan rasanya ketika kalian terus menerus mencap saya dan dia sebagai sesuatu, sementara yang saya dapatkan dari dia justru sebaliknya?

mengertilah teman.. saya lelah, saya bosan..

Wednesday, April 7, 2010

curhat #01

yaa beginilah nasib anak kecil yang suka sok tahu. semua aja diikutin. giliran keterima, baru deh takut. ah parah! FIM 9. here i come. walaupun mungkin saya cuma bisa jadi ingus disana. hmm..


semoga semangat pembelajaran ini terus melekat dan memberi dorongan yang besar untuk saya agar tetap meng-upgrade diri dan menyebarluaskan kebermanfaatan ini seluas-luasnya. SEMANGAT!

Monday, April 5, 2010

ini bukan akhir..

entah apa yang membuat saya menuliskan ini. yang saya tahu, saya sedang dilanda rasa kagum yang luar biasa. dan saya juga tahu bahwa kekaguman ini sudah berkali-kali singgah dan tidak pernah pergi. semakin banyak moment yang saya lewatkan dengannya, semakin saya merasakan kekaguman ini bertumbuh sedemikian dahsyat.

mungkin hanya hal sepele yang terjadi hari itu. hanya hal yang biasa dia lakukan. yang jelas sore itu, saya menyadari sesuatu yang mungkin terlambat saya sadari. bahwa saya dan dia ada di masa yang berbeda. bahwa saya dan dia adalah dua orang berbeda yang tidak mungkin disatukan seperti yang saya khayalkan selama ini. bahwa dia dengan kehebatannya, dapat mempengaruhi banyak orang. bahwa saya, mungkin hanya termasuk orang yang terkena pengaruhnya.

tidak ada sesuatu yang terjadi di antara kami. ya, itu mungkin yang harus mulai mengakar pada diri saya.

tidak apa. memang itu yang harus terjadi. satu hal yang saya minta adalah tetaplah menjadi guru dan pembimbing yang luar biasa buat saya. tetaplah menjadi seorang sahabat yang selalu ada disaat saya benar-benar membutuhkan kamu. tetaplah menjadi seorang kakak yang selalu siap dengan solusi dan tempat saya bercerita.

saya tidak ingin transfer ilmu yang selama ini mengalir dihentikan. saya tidak ingin dukungan moral yang kamu berikan selama ini berakhir. saya tidak ingin semua solusi indah yang mengalir dari pribadimu terhenti. dan saya lebih tidak ingin masa-masa kita tertawa dan menertawai orang bersama itu berakhir.

terima kasih yaa atas bimbingan yang selama ini dan akan kamu berikan :p

ya kekaguman ini akan selalu ada. sekeras apapun saya berusaha menutupi, sekeras apapun saya berusaha untuk mengimbangi langkahmu. kekaguman ini akan selalu ada untuk kamu..

justru disana seni nya ketika akhirnya seseorang menemukan hikmah dan pengalaman yg luar biasa atas masalah yg dia hadapi. antara prioritas, kemauan, pilihan, dan keterbutuhan.. sebuah kata yang terus terpatri dan memberikan suntikan semangat saat saya lelah..

seorang wanita itu..

Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya sangat utama.

Kuciptakan bahunya agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali ia menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan,pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.


Kepada wanita, Kuberikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh-kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya.

Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya.Sebab bukannya tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak.

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.

Dan akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan..

untuk sebuah pengabdian..

ketika kami berusaha mengabdi, mendedikasikan diri untuk masyarakat..


pengabdian, sebuah kata yang mungkin familiar di setiap telinga manusia. bahkan sudah menjadi sebuah identitas untuk kami yang berada di seksi Pengabdian Kepada Masyarakat FK UNPAD.

teman, mungkin kalian punya satu pemikiran yang sama dengan saya. teman, mungkin bukan hanya saya yang berpemikiran sempit tentang sebuah pengabdian. teman, percayalah bahwa pengabdian itu tidak sempit.

ketika berbicara tentang pengabdian, mungkin ilustrasi yang tergambar di benak sebagian kita adalah ketika kita turun ke sebuah bencana berusaha menjadi seorang pahlawan kesiangan yang semampu kita membantu masyarakat. atau mungkin ketika kita datang ke sebuah kelompok masyarakat dan memberikan sesuatu untuk mereka, entah itu barang atau jasa.

saatnya merubah mindset kita tentang itu teman, karena pengabdian ternyata tidak hanya itu. karena pengabdian itu adalah sebuah kata yang lebih kompleks dari hanya penggambaran seperti itu.

bantu saya mendefinisikan pengabdian ini teman-teman. karena saya pun belum paham akan itu.

saya pernah berbincang dengan seseorang tentang ini. dan saya cukup tertampar dengan semua penjelasan yang dia berikan. semua itu seakan menyadarkan saya dengan semua mindset bodoh yang bertengger di otak saya selama ini tentang pengabdian. pengabdian yang dia gambarkan menjadi sesuatu yang kompleks.

pernah ga kalian terpikir ketika kita mengadakan sebuah workshop akan skill medis yang sekiranya akan berguna untuk terjun ke masyarakat atau workshop pencerdasan ke mahasiswa lain tentang kondisi masyarakat, itu juga merupakan sebuah pengabdian?

atau mungkin, pernah tidak kalian terpikir ketika berdiskusi dengan seorang teman, bertukar pikiran akan sesuatu, dan kemudian akhirnya memuaskan kebutuhan mereka akan pengetahuan tersebut, itu juga merupakan pengabdian?

atau ketika kalian berada di rumah dan kemudian membantu orang tua kalian melakukan sesuatu, walaupun pekerjaan yang kecil dan sepele. itu adalah pengabdian.

atau ketika kalian terus menerus meng-upgrade diri kalian dengan suplemen pengetahuan apa pun itu, bahkan itu juga merupakan sebuah pengabdian, teman..

ketika kita selama ini berkutat pada konsep pengabdian masyarakat, yang akhirnya melahirkan pemikiran sempit tentang pengabdian dan juga langkah yang tidak efektif untuk sebuah pengabdian. selama ini kita melihat sasaran yang terlalu jauh untuk sebuah pengabdian. selama ini kita melangkah terlalu jauh untuk sebuah pengabdian.

untuk sebuah pengabdian..

bagaimana kita bisa mengabdi, ketika kita sendiri tidak terisi? bagaimana kita bisa mengajak orang lain untuk mengabdi, ketika mereka pun belum kita jadikan sasaran pengabdian?

yang lebih penting, bagaimana kita bisa mengabdi sedangkan teman-teman kita sesama pengabdi, berubah konsep pengabdiannya menjadi sebuah pengorbanan? pengorbanan, bukan pengabdian. lelah dan hilang. konsep simple pengorbanan yang bertolak belakang dengan pengabdian.

buka mata teman-teman. coba lihat diri kalian, rekan kerja kalian, keluarga kalian, barulah masyarakat..

mungkin untuk konsep kita sebagai sebuah seksi, bisa dimulai dengan melihat diri kita sendiri, kemudian teman-teman satu tim kita, kemudian rekan sejawat satu fakultas kita, lalu universitas kita tercinta, lalu tempat kita berpijak sekarang (Jatinangor), barulah kita bisa memasuki daerah Jawa Barat, Indonesia, Asia Tenggara, Asia, bahkan Dunia.

bukan tidak mungkin nantinya kita akan berkancah di dunia..

pengabdian itu bertahap teman-teman. karena di setiap tahapnya ada pelajaran yang harus kita dapat, ada test yang harus kita lalui untuk sampai ke tahap selanjutnya.

memang lelah, tetapi pengabdian adalah sebuah persembahan dari hati yang tak mati. ketika kita memberikan sesuatu, maka ada yang kita terima dari itu.

kuat dengan menguatkan. tumbuh dengan menumbuhkan. paradox of sharing..

dimulai dari sekarang teman-teman. saatnya memulai pengabdian dalam artiannya yang luas..

semangat temanku, sahabatku, kakakku, ayahku, ibuku, saudaraku, keluarga baruku (PKM senat FK UNPAD)!

untuk sebuah pengabdian..

mendeklarasikan diri sebagai suatu keluarga bukanlah hal main-main. keluarga adalah mereka yang selalu sedia untuk anggota keluarga lainnya yang membutuhkan. siap menyeka keringat, air mata, dan darah yang mengalir dari setiap tubuh saudaranya. siap menjadi penawar sakit yang diderita saudaranya. siap menjadi tameng untuk keluarganya yang butuh pelindung. siap menjadi pemuas dikala saudaranya lapar dan dahaga.
saya yakin kita semua adalah satu keluarga. saya yakin kita akan bisa menjadi sebuah keluarga yang sesungguhnya, keluarga PKM FK UNPAD.. :)

wisata hati untuk SUMPAH PATTIMURA!

sebuah catatan perjalanan yang saya lakukan bersama 4 orang teman saya, mengungkap suatu sisi kehidupan


selasa, 16 januari 2010

agenda yang hari ini direncanakan adalah mengantarkan surat resmi dari senat ke RW tempat kami akan mengadakan suatu acara. peringatan Hari Gizi Nasional 2010 yang akan kami isi dengan berbagai kegiatan community development yang berkaitan dengan masalah gizi.

setelah sempat melakukan survey awal di hari Sabtu, saya dan teman-teman hari ini berjanji untuk kembali lagi sebagai follow-up dari apa yang sudah kami lakukan hari sabtu untuk memberikan kejelasan akan acaranya. bermodal nekat dan mobil, kita menelusuri jalan, walaupun sebenernya kami gatau jalan. sampailah kita di sebuah perumahan yang katanya memiliki akses yang lebih mudah untuk sampai di lokasi.

yaa, sebuah perumahan ang cukup "wow" kalau menurut saya. at least banyak rumah-rumah bagus bertingkat yang digarasi atau di pelataran rumahnya pasti terparkir sebuah mobil. ah ini sih pemandangan yang biasa diliat juga di Jakarta, tempat asal saya. bukan hal yang aneh lagi lah hal yang beginian mah.

lalu kemudian, setelah bertanya ke tukang bangunan dan juga satpam tentang jalan tembus menuju RW 04 ini, kami menemukan jalannya. sempet bingung juga melihat jalannya. kok ini sawah-sawah gini ya? mana jalannya ya? kok ini sawah semua ya? apa kita harus lewat sawah ni? waduh mana jalannya kaya sungai yang baru disedot airnya gini lagi. wah gimana tamunya nanti ya kalo lewat sini?

terus saja pertanyaan itu terlontar berulang-ulang dari mulut yang satu ke yang lain diantara kita. sampai akhirnya setelah kita bertanya dengan beberapa warga, kita menemukan jalan yang sama dengan jalan survey pertama kemarin. sudah on the right track, salah satu teman saya mengusulkan untuk mencoba melewati jalan yang baru, bukan jalan yang kemarin.

nah disinilah wisata hati dimulai. ketika melewati jalan yang baru itu saya pertama melihat sekumpulan anak-anak yang bermain bola di sebuah lapangan. tanpa alas kaki, sedangkan lapangannya luar biasa becek. yah tiba-tiba muncul lagi tu si case 2 waktu saya sooca kemarin. FILARIASIS! timbul beberapa pertanyaan di diri saya saat itu, apa setiap harinya mereka begitu? apa ga ada tanda-tanda mereka cacingan ni? tetapi, saya senang dan cukup terpana dengan gelak tawa yang hadir ditengah-tengah mereka.

kemudian, saya berjalan lagi. dan beberapa meter kemudian, saya melihat segerombolan ibu-ibu sedang mengobrol di pelataran rumah seseorang. apa ya yang mereka lakukan? mungkin sejenak beristirahat dari kelelahan dan kejenuhan rutinitas yang harus mereka lakukan setiap hari sebagai seorang ibu rumah tangga yang tugasnya segudang. walaupun mereka duduk di pelataran rumah tanpa lapisan marmer atau keramik, mereka juga tidak mengobrol ditemani secangkir kopi yang harganya 25rb, tetap tawa dan antusiasme itu hadir disana.

kemudian sampailah saya di rumah si bapak. bapak ini adalah bendahara RW-nya, tetapi sejak awal kami kesini, kami berhubungannya dengan beliau, jadilah kami terus merepotkan beliau sampai sekarang. hehe maaf ya pak :)

setelah itu kami mendapatkan data-data yang kami butuhkan untuk melaksanakan acara ini. kami mengobrol-ngobrol dan kemudian kami juga mendapat laporan tentang keadaan RW itu. ada 3 orang balita gizi buruk yang mengenaskan disana, ditambah ada seorang pemuda yang lumpuh di usia produktif-nya, ditambah rumah pak RW yang hampir rubuh.

astaghfirullah..

menangis rasanya ketika tahu semua itu terjadi di sebuah tempat yang tidak terlalu jauh dari pusat keramaian. yang jaraknya hanya sekitar 4 km dari sebuah universitas ternama, hanya 3 km dari sebuah pusat perbelanjaan di daerah ini, dan mungkin paling lama hanya 45 menit dari sebuah kota bernama Bandung. miris rasanya mengetahui fakta yang terjadi dibelakang semua yang terlihat dari luar selama ini. miris rasanya mengingat saya, dan mungkin kalian, hidup enak di sebuah kamar kost atau asrama yang sangat nyaman. yang bukan gizi buruk, tapi kelebihan gizi. yang sudah begitu saja masih sering mengeluh.

lebih mirisnya lagi adalah mereka terletak dibelakang sebuah perumahan yang keadaannya seperti yang saya sebutkan diatas. bias yang sungguh sangat besar kan? di depan terlihat mewah dengan segala yang ada di perumahan itu, tetapi ketika kalian berjalan sedikit ke belakang, apa yang kalian dapatkan? ya kondisi yang cukup memprihatinkan.

banyak hal yang bisa saya dapatkan dari perjalanan hari itu. tapi yang jelas dan yang paling dan harus saya lakukan adalah bergerak. bergerak untuk mereka. menyelamatkan mereka dari semuanya. saya tahu mereka bisa menerima keadaan mereka, saya tahu mereka tetap bisa tertawa dan berbahagia sekalipun keadaan mereka seperti itu, tetapi mereka harus dibantu. taraf hidup mereka harus ditingkatkan. saya tahu saya tidak akan bisa berbuat banyak, begitu juga kalian, tapi kita bisa menginisiasi dan menunjukkan ke orang diluar sana yang tidak pernah terpikirkan akan hal ini, bahwa kita peduli. peduli dan akan bergerak.

dimulai dari sini. Hari Gizi Nasional. SUMPAH PATTIMURA. kalau belum bisa memberi banyak, setidaknya sebarkan ilmu.

dan kami akan membawa kalian, semua peserta sumpah pattimura, untuk melihat dan merasakan seperti yang kami rasakan hari itu. kalian akan melihat betapa contrast-nya kehidupan yang hanya berjarak 1 km dan dibatasi sebuah pagar kecil. pertajam rasa kepedulian kalian teman-teman dan nanti kita akan sama-sama merasakan kepedihan itu.


semoga kepedihan dan kepedulian itu cukup kuat untuk menyalakan api semangat dan perjuangan yang mungkin sudah lama tidak berkobar. demi mereka, demi Indonesia yang lebih baik :)

sebuah hadiah untuk kakakku :)

sebuah hadiah untuk seorang kakakku yang katanya akan mengakhiri masa lajangnya..


Untuk Suamiku
Pernikahan atau perkawinan,
Menyingkap tabir rahasia.
Istri yang kamu nikahi,
Tidaklah semulia khadijah,
Tidaklah setaqwa Aisyah,
Pun tidak setabah Fatimah,
Apalagi secantik Zulaikha.


Justru Istrimu hanyalah wanita akhir jaman,
Yang punya cita-cita,Menjadi Sholehah….
Pernikahan atau perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama,
Istri menjadi tanah, Kamu langit penaungnya,
Istri ladang tanaman, Kamu pemagarnya,
Istri kiasan ternakan, Kamu gembalanya,
Istri adalah murid, Kamu mursyidnya,
Istri bagaikan anak kecil, Kamu tempat bermanjanya.


Saat Istri menjadi madu, Kamulah penawar bisanya,
Seandainya istri tulang yang bengkok, berhatilah meluruskannya.
Pernikahan atau perkawinan,
Mengisyafkan kita perlunya iman dan taqwa.
Untuk belajar meniti sabar dari ridho Allah SWT.


Karena memiliki istri yang tidak sehebat mana,
Justru ……Kamu akan tersentak dari alpa,
Kamu bukanlah Rasullulah,
Pun bukan pula sayyidina Ali Karamallahhuwajhah,
Cuma suami akhir zaman,Yang berusaha menjadi soleh…Amin.


Untuk Istriku
Pernikahan atau perkawinan,
Menyingkap tabir rahasia.


Suami yang kamu nikahi,
Tidaklah semulia Muhammad saw,
Tidaklah setaqwa Ibrahim as,
Pun tidak setabah Ayub as,
Ataupun segagah Musa as,
Apalagi setampan Yusuf as.


Justru Suami hanyalah pria akhir jaman,
Yang punya cita-cita,Membangun keturunan yang Sholeh….
Pernikahan atau perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama,
Suami menjadi pelindung,
Kamu penghuninya,
Suami adalah nahkoda kapal,
Kamu navigatornya,
Suami bagaikan balita yang nakal,
Kamu adalah penuntun kenakalannya,
Saat suami menjadi raja, Kamu nikmati anggur singgasananya,
Seketika suami menjadi bisa, Kamulah penawar obatnya,
Seandainya suami masinis yang lancang, Sabarlah memperingatknnya.


Pernikahan atau perkawinan,
Mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa.
Untuk belajar meniti sabar dari ridho Allah SWT.


Karena memiliki istri yang tidak segagah mana,
Justru ……Kamu akan tersentak dari alpa,
Kamu bukanlah Khadijah, yang begitu sempurna di dalam menjaga,
Pun bukan pula Hajar, yang begitu setia dalam sengsara.

Cuma wanita akhir zaman,Yang berusaha menjadi solehah…Amin.


semoga dapat terus bersama hingga nanti ajal menjemput salah satunya. menguatkan satu dengan yang lain. menjadi inspirator, motivator, penopang, dan partner yang cerdas untuk keduanya. selamat yaa. semoga semua urusannya dilancarkan :)


Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (QS. 30:21)

Friday, January 15, 2010

keluarga baru itu bernama PKM :)

hmm. akhirnya setelah meninggalkan dunia menulis selama hampir lebih dari seminggu, sekarang dikasih kesempatan untuk terbang ke alam autis yang selalu saya masuki ketika sedang menulis.

hari kamis yang lalu, dengan segala macam ke-hectic-an yang lagi dialami karena siap-siap ujian buat compre FBS hari jumatnya, saya sedikit kesal karena harus berkumpul dengan seksi baru yang akan saya dan teman-teman yang lain bawa kedepannya. saat itu kesal setengah mati. kesannya kok ga ada hari lain aja ya? padahal kita mau ujian besoknya. hmm..

akhirnya dengan langkah yang berat, jalan juga deh ke kampus tercinta itu ditemani dengan tetesan hujan yang seakan menyemangati jiwaku untuk tetap berada di kamar dan belajar.

tapi, ternyata semua mindset jelek waktu berangkat itu ditepis dengan semua yang terjadi sore itu. sebuah sambutan hangat dari sebuah seksi, yang mungkin lebih cocok disebut sebuah keluarga, membuat saya merasa kedatangan itu tidak sia-sia. yaa sebuah keluarga baru sudah terbentuk.

keluarga baru itu bernama Pengabdian Kepada Masyarakat FKUNPAD..

semangat saudara-saudaraku! setahun ke depan kita akan selalu berangkulan erat membawa sebuah pengabdian kepada masyarakat keluar, mencitrakan nama FKUNPAD sesuai dengan porsi kita sebagai mahasiswa FK. mencoba berkontribusi kepada masyarakat dalam bidang kesehatan sesuai dengan kemampuan maksimal kita sebagai mahasiswa.

saatnya mulai memperhalus diri, lebih membuat hati ini peka, membuat jiwa ini peduli akan segala macam yang terjadi di sekitar kita. saatnya mulai memperindah diri dengan etika seorang dokter, karena kita akan berhubungan langsung dengan masyarakat. masyarakat butuh kita teman-teman. masyarakat butuh semua mahasiswa FKUNPAD.

mari membuat FKUNPAD dikenal dengan ucapan seperti "ooh, FKUNPAD yang waktu itu bantu-bantu di bencana ini?" "oh, FKUNPAD yang waktu itu bikin balai pengobatan gratis disini?"


semangat teman-teman! fasten your seatbelt! karena kita akan terbang ke seluruh penjuru indonesia bersama pilot Ikhsanun Kamil Pratama dan kita akan meninggalkan banyak jejak kebermanfaatan dimana pun itu ^^

so, where will be our first destination? :D

Thursday, January 7, 2010

falsafah itu ada

Ya setelah dua hari menjejalkan segala macam bentuk tulisan ke dalam otak dan hanya tidur kira-kira dua jam, akhirnya menyerah dulu sebentar. Membiarkan otaknya sedikit kosong (hehe padahal mah emang ga ada isinya..). Mencoba mengembalikan mood dengan menulis. Sebuah ritual untuk sedikit bersantai buat saya.

Di tengah kesibukan dunia perkuliahan yang diisi dengan segala macam bentuk slide dan textbook, hari ini sedikit berbeda. Bukan hanya karena tidak adanya lecture FBS aja, tapi juga karena kuliah BHP kali ini yang menurut saya cukup menarik. Sebuah kuliah yang sengaja diadakan untuk menyampaikan presentasi hasil kegiatan ekstramural (tulisannya bener ga? ^^).

Satu hal yang membuat saya tertarik dan menulis saat ini, adalah ketika presentasi mengenai Fakultas Kedokteran dimana saya berada saat ini. Disana dicantumkan dua falsafah besar yang menjadi dasar dari pergerakannya selama ini (katanya. Realitanya? Hehe)

Kemashlahatan untuk masyarakat. Suatu falsafah yang memang menurut saya sangat amat harus dimiliki oleh setiap Fakultas Kedokteran yang ada di manapun itu. sebagai seorang calon dokter yang katanya mulia, harusnya ya memang prioritas kita adalah kepentingan masyarakat. Ya gausah terlalu jauh ke depan lah ya mikirnya. Sekarang aja gitu kita sebagai mahasiswa, apa sih yang bisa kita lakukan buat masyarakat? Ya, silahkan dipikirkan sendiri lah ya. Kalian mahasiswa, dan mahasiswa itu berpikir (hehe padahal mah saya males aja).

Kebersamaan dalam kesejawatan. Kalau yang pertama tadi itu falsafah untuk pergerakan eksternal kita ke depannya, kalau yang ini ternyata buat internalnya kita sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran. Sejujurnya kalo saya sih menganggap ini mah tetap saja berakar pada kodrat kita sebagai seorang makhluk sosial. Intinya sih ya, kita harus menjaga komunikasi yang baik dengan rekan sejawat kita nantinya, karena disadari atau tidak, diinginkan atau tidak, kita pasti akan saling membutuhkan.

Saya ga akan bahas itu terlalu dalam. Karena saya sendiri pun belum bergerak ke arah sana. Hanya niat saja, tapi belum ada tindak nyata. Tapi saya berharap kita bisa sama-sama bergerak ke arah sana. Karena falsafah itu ada bukan hanya untuk sekedar ada, tetapi juga butuh direalisasikan. Semoga semua pihak mendukung pergerakan kita ke arah sana ya, entah itu fakultas, dosen, atau apapun. Karena saya yakin untuk perealisasiannya kita harus melakukan banyak hal dan juga membutuhkan banyak hal.

Yaa saya harus kembali bermesraan dengan laptop, slide, dan textbook sepertinya..

Monday, January 4, 2010

catatan sok tahu tentang : kaderisasi :)

siang ini, setelah mencoba lagi untuk menjejalkan segala macam bentuk textbook ke dalam otak yang lagi sakit setengah mati dari kemarin, akhirnya menyerah sebentar. ingin menulis sebentar, kangen juga ternyata setelah berhari-hari mencoba tidak produktif.

saat ini lagi asyik sama segala macam pikiran-pikiran liar yang tumbuh sejak selesai mendengarkan "kuliah" dari seorang bapak (merasa tua ga? :D) kemarin kuliahnya banyak membahas tentang kaderisasi. dan itu pun yang sedang saya pikirkan sekarang.

mungkin kemarin sudah dijawab ya pertanyaan saya tentang kaderisasi dan dampak darinya dimana timbul sekumpulan orang bermindset sama untuk melanjutkan sesuatu yang kemarin dibahasakan dengan "program". iseng-iseng aja, beberapa saat sebelum menulis ini saya melakukan beberapa riset (haha gaya banget kan. padahal mah cuma baca ^^) tentang kaderisasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kaderisasi berarti proses, cara, perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader. kalau saya boleh mengartikan secara sederhana, kaderisasi itu adalah proses pencarian pengganti. artinya seseorang yang duduk di sebuah organisasi akan mengalami masa dimana dia harus mencari seorang pengganti yang akan dipersiapkannya untuk meneruskan perjuangannya di organisasi tersebut. (hilangkan kerutan di dahimu, teman :D)

Kaderisasi menurut islam diartikan sebagai usaha mempersiapkan calon-calon pemimpin hari esok yang tangguh dalam mempertahankan dan mengembangkan identitas khairu ummah, umat terbaik. Ini sesuai dengan seruan Allah dalam Al-Qur’an.

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali Imran : 110)

"menanam untuk menumbuhkan" ya menurut saya itu adalah konsep sederhana dari sebuah kaderisasi. Bung Hatta pernah berkata bahwa Kaderisasi sama halnya dengan menanam bibit. untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, seorang pemimpin pada masanya harus menanam.

kalau begitu maka akan tercipta dua golongan manusia ketika kita berbicara perihal kaderisasi. yang pertama adalah PELAKU KADERISASI, yaitu sekelompok orang yang terhimpun dalam sebuah organisasi yang memiliki fungsi, tujuan, tugas, dan kebijakannya dan juga melakukan fungsi REGENERASI. sedangkan yang kedua, adalah SASARAN KADERISASI. mereka adalah individu-individu yang dipersiapkan untuk meneruskan perjuangan visi dan misi organisasi tersebut sesuai dengan koridornya.

Sebagai subyek atau pelaku, dalam pengertian yang lebih jelas adalah seorang pemimpin. Bagi Bung Hatta, kaderisasi sama artinya dengan edukasi. Tugas pertama-tama seorang pemimpin adalah mendidik. Jadi, seorang pemimpin hendaklah seorang yang memiliki jiwa dan etos seorang pendidik. Memimpin berarti menyelami perasaan dan pikiran orang yang dipimpinnya serta memberi inspirasi dan membangun keberanian hati orang yang dipimpinnya agar mampu berkarya secara maksimal dalam lingkungan tugasnya.

Sedangkan sebagai sasaran dari proses kaderisasi, sejatinya seorang kader memiliki komitmen dan tanggung jawab untuk melanjutkan visi dan misi organisasi ke depan. Karena jatuh-bangunnya organisasi terletak pada sejauh mana komitmen dan keterlibatan mereka secara intens dalam dinamika organisasi, dan tanggung jawab mereka untuk melanjutkan perjuangan organisasi yang telah dirintis dan dilakukan oleh para pendahulu-pendahulunya. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam hal kaderisasi adalah potensi dasar sang kader. Potensi dasar tersebut sesungguhnya telah dapat dibaca melalui perjalanan hidupnya. Sejauh mana kecenderungannya terhadap problema-problema sosial lingkungannya.

Subyek harus mampu menawarkan visi dan misi ke depan yang jelas dan memikat, serta menawarkan romantika dinamika organisasi yang menantang bagi para kader yang potensial, sehingga mereka dengan senang hati akan terlibat mencurahkan segenap potensinya dalam kancah organisasi. Untuk dapat menjalankan peran tersebut, maka organisasi atau sebuah pergerakan harus terlebih dahulu mematangkan visi-misi mereka; dan termasuk sikap mereka terhadap persoalan mendesak dan aktual kemasyarakatan; serta pada saat yang sama tersedianya para pengkader yang handal, untuk menggarap bibit-bibit potensial tadi. Kader-kader potensial, setelah mereka memahami dan meyakini pandangan dan sistem yang telah diinternalisasikan, maka jiwanya akan terpacu untuk bekerja, berkarya dan berkreasi seoptimal mungkin.

Kaderisasi merupakan kebutuhan internal organisasi yang tidak boleh tidak dilakukan. Layaknya sebuah hukum alam, ada proses perputaran dan pergantian disana. Namun satu yang perlu kita pikirkan, yaitu format dan mekanisme yang komprehensif dan mapan, guna memunculkan kader-kader yang tidak hanya mempunyai kemampuan di bidang manajemen organisasi, tapi yang lebih penting adalah tetap berpegang pada komitmen sosial dengan segala dimensinya.

kembali meninjau pedoman hidup kita sebagai seorang muslim..

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. Ash-Shaff : 2-3)

mungkin seperti yang bisa kita lihat beberapa waktu belakangan ini, kebanyakan pemimpin itu hanya memerintah tanpa memberi contoh atau setidaknya melakukan apa yang dikatakannya. terkadang itu yang membuat suatu kaderisasi gagal. karena, para sasaran kaderisasi tersebut juga bukan orang bodoh yang tidak punya rasional dan tidak punya ego untuk tidak melakukan apa yang diperintahkan ketika pemimpin tersebut juga tidak melakukannya. seperti contohnya, seorang pemimpin memerintahkan kepada semua calon kader untuk mengumpul di lapangan jam 4.30, sedangkan si pemimpin itu pada pukul 4.35 masih entah dimana keberadaannya. bagaimana calon kadernya bisa berbuat seperti itu ketika pemimpinnya pun tidak bisa? Rasulullah, dalam mengkader, tidaklah sembarangan. Beliau melakukan apa yang ia katakan. Sehingga kadernya menjadi taat dan melaksanakan apa yang beliau serukan.


“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”
(Q.S. Ash-Shaff : 4)


Rasulullah Muhammad saw merupakan contoh pemimpin luar biasa yang sangat layak kita contoh sistem kaderisasinya. Melalui tangan dingin nya pengaruh islam menyebar keseluruh pelosok dunia hanya dalam tempo 23 tahun sejak kerasulannya. Kader-kadernya banyak mencatatkan tinta emas dalam sejarah kehidupan manusia. Sebut saja Umar bin Khattab, ketika menjadi khalifah pengaruh islam semakin kuat. Hal ini terbukti dengan banyaknya daerah kekuasaan islam saat itu. Daerah kekuasaan Kekaisaran Byzantium dan Persia yang meliputi Palestina, Suriah, Iran, dan Turki tak luput dari penguasaan umat islam. Sampai saat ini kader – kader Rasulullah terus bermunculan, meneguhkan keberhasilan sistem kaderisasi Rasulullah.

Selanjutnya Rasulullah dalam melakukan kaderisasi selalu teratur dan terencana. Contoh diatas sudah cukup membuktikan bahwa kaderisasi yang beliau bangun selalu terencana dengan sangat baik. Disinilah dibutuhkan ilmu manajemen organisasi, hal ini penting untuk menjaga agar kaderisasi tetap berlangsung. Jika manajemen organisasinya lumpuh maka hampur dapat dipastikan kaderisasinya juga akan lumpuh.

Setelah kita melakukan apa yang kita katakan lalu direncanakan dengan rapi maka selanjutnya peran pemimpinlah yang menentukan. Kaderisasi yang sukses tidak lepas dari peran pemimpin yang menjalankan tugas dengan baik.

okay. jadi ketika melakukan sebuah kaderisasi, maka harus diperhatikan dengan seksama yaitu seorang pemimpin, kalian para pelaku kaderisasi, mereka sasaran kaderisasi, konsep kaderisasi, dan cara kalian melakukan kaderisasinya.

Wallahu a'lam bishshawab..

(ah, kenapa jadi berat gini yaa?)

refferences :
-eramuslim.com
-informatika online journal
-Rialta Hamda
-Dani Ferdian

biarkan aku mati dalam penjara ini

pagi ini embun seakan membasahi setiap sudut halaman rumahku. tampak awan juga menghitam. angin dingin menghempas dedaunan keriing yang tergolek lemah tak berdaya pada jalan yang kian mengusam. entah ada apa dengan pagi ini. seakan-akan semua menyemangati hatiku untuk tetap mati. untuk tetap menangis dan merintih dalam kegelapan.

entah sampai kapan aku akan tergolek seperti mayat dalam kamarku yang kosong. membentengi diriku dalam jurang keterbatasan. membuat pagar dan tembok-tembok tinggi di sekililing tubuhku yang membatasi aku dari jalan panjang menuju kesempurnaan.

sementara sekitarku berlari, bahkan seekor semut pun melompat ke tengah badai, aku hanya tergolek diam disini. memandangi sekitarku menangis tertawa terpuruk dan mencapai kemenangan. aku hanya tertidur terduduk dan termenung dengan ekspresi datar tak bermakna dan mungkin sesekali menangis meratapi jiwaku yang telah mati hatiku yang telah usang dan ragaku yang telah membeku.

aku ingin kesana. menjadi seperti sekitarku. tapi lagi-lagi tembok-tembok dan pagar ini menghalangiku. mengurung aku dalam kehampaan tanpa batas kesendirian yang sangat tak bermakna ketulian yang sempurna dan kebutaan yang membuatku tertutup akan semua.yaa disinilah aku. terdiam menangis meratap menunggu mati tanpa ada api yang kukobarkan untuk membuatku hidup kembali

dan yaa biarkan aku mati dalam penjara ini!

memenuhi permintaan kalian :D

di tengah segala macam hiruk pikuk ujian, masih sempet-sempetnya bikin blog. (jangan di contoh yaa..^^) ditengah ketidakberdayaan karena asma dan sakit kepala yang luar biasa, di tengah ketidakmampuan otak ini untuk menyerap banyak pelajaran yang dari tadi terus dijejalkan ke dalam otak ini, akhirnya saya memutuskan untuk memenuhi permintaan kalian untuk blogging (gaya ya? padahal mah ga ada yang minta saya blogging :p)

yang jelas blog ini akan menemani romantisme perjuangan saya dan teman-teman di tahun 2010. semoga tidak ada moment yang terlewatkan untuk di-share ke kalian. dan saya ga perlu capek-capek nge-tag notes lagi lah hehe. just enjoy every words!

*maaf masih jelek blog-nya. masih belum berniat untuk menatanya :D