Monday, April 5, 2010

wisata hati untuk SUMPAH PATTIMURA!

sebuah catatan perjalanan yang saya lakukan bersama 4 orang teman saya, mengungkap suatu sisi kehidupan


selasa, 16 januari 2010

agenda yang hari ini direncanakan adalah mengantarkan surat resmi dari senat ke RW tempat kami akan mengadakan suatu acara. peringatan Hari Gizi Nasional 2010 yang akan kami isi dengan berbagai kegiatan community development yang berkaitan dengan masalah gizi.

setelah sempat melakukan survey awal di hari Sabtu, saya dan teman-teman hari ini berjanji untuk kembali lagi sebagai follow-up dari apa yang sudah kami lakukan hari sabtu untuk memberikan kejelasan akan acaranya. bermodal nekat dan mobil, kita menelusuri jalan, walaupun sebenernya kami gatau jalan. sampailah kita di sebuah perumahan yang katanya memiliki akses yang lebih mudah untuk sampai di lokasi.

yaa, sebuah perumahan ang cukup "wow" kalau menurut saya. at least banyak rumah-rumah bagus bertingkat yang digarasi atau di pelataran rumahnya pasti terparkir sebuah mobil. ah ini sih pemandangan yang biasa diliat juga di Jakarta, tempat asal saya. bukan hal yang aneh lagi lah hal yang beginian mah.

lalu kemudian, setelah bertanya ke tukang bangunan dan juga satpam tentang jalan tembus menuju RW 04 ini, kami menemukan jalannya. sempet bingung juga melihat jalannya. kok ini sawah-sawah gini ya? mana jalannya ya? kok ini sawah semua ya? apa kita harus lewat sawah ni? waduh mana jalannya kaya sungai yang baru disedot airnya gini lagi. wah gimana tamunya nanti ya kalo lewat sini?

terus saja pertanyaan itu terlontar berulang-ulang dari mulut yang satu ke yang lain diantara kita. sampai akhirnya setelah kita bertanya dengan beberapa warga, kita menemukan jalan yang sama dengan jalan survey pertama kemarin. sudah on the right track, salah satu teman saya mengusulkan untuk mencoba melewati jalan yang baru, bukan jalan yang kemarin.

nah disinilah wisata hati dimulai. ketika melewati jalan yang baru itu saya pertama melihat sekumpulan anak-anak yang bermain bola di sebuah lapangan. tanpa alas kaki, sedangkan lapangannya luar biasa becek. yah tiba-tiba muncul lagi tu si case 2 waktu saya sooca kemarin. FILARIASIS! timbul beberapa pertanyaan di diri saya saat itu, apa setiap harinya mereka begitu? apa ga ada tanda-tanda mereka cacingan ni? tetapi, saya senang dan cukup terpana dengan gelak tawa yang hadir ditengah-tengah mereka.

kemudian, saya berjalan lagi. dan beberapa meter kemudian, saya melihat segerombolan ibu-ibu sedang mengobrol di pelataran rumah seseorang. apa ya yang mereka lakukan? mungkin sejenak beristirahat dari kelelahan dan kejenuhan rutinitas yang harus mereka lakukan setiap hari sebagai seorang ibu rumah tangga yang tugasnya segudang. walaupun mereka duduk di pelataran rumah tanpa lapisan marmer atau keramik, mereka juga tidak mengobrol ditemani secangkir kopi yang harganya 25rb, tetap tawa dan antusiasme itu hadir disana.

kemudian sampailah saya di rumah si bapak. bapak ini adalah bendahara RW-nya, tetapi sejak awal kami kesini, kami berhubungannya dengan beliau, jadilah kami terus merepotkan beliau sampai sekarang. hehe maaf ya pak :)

setelah itu kami mendapatkan data-data yang kami butuhkan untuk melaksanakan acara ini. kami mengobrol-ngobrol dan kemudian kami juga mendapat laporan tentang keadaan RW itu. ada 3 orang balita gizi buruk yang mengenaskan disana, ditambah ada seorang pemuda yang lumpuh di usia produktif-nya, ditambah rumah pak RW yang hampir rubuh.

astaghfirullah..

menangis rasanya ketika tahu semua itu terjadi di sebuah tempat yang tidak terlalu jauh dari pusat keramaian. yang jaraknya hanya sekitar 4 km dari sebuah universitas ternama, hanya 3 km dari sebuah pusat perbelanjaan di daerah ini, dan mungkin paling lama hanya 45 menit dari sebuah kota bernama Bandung. miris rasanya mengetahui fakta yang terjadi dibelakang semua yang terlihat dari luar selama ini. miris rasanya mengingat saya, dan mungkin kalian, hidup enak di sebuah kamar kost atau asrama yang sangat nyaman. yang bukan gizi buruk, tapi kelebihan gizi. yang sudah begitu saja masih sering mengeluh.

lebih mirisnya lagi adalah mereka terletak dibelakang sebuah perumahan yang keadaannya seperti yang saya sebutkan diatas. bias yang sungguh sangat besar kan? di depan terlihat mewah dengan segala yang ada di perumahan itu, tetapi ketika kalian berjalan sedikit ke belakang, apa yang kalian dapatkan? ya kondisi yang cukup memprihatinkan.

banyak hal yang bisa saya dapatkan dari perjalanan hari itu. tapi yang jelas dan yang paling dan harus saya lakukan adalah bergerak. bergerak untuk mereka. menyelamatkan mereka dari semuanya. saya tahu mereka bisa menerima keadaan mereka, saya tahu mereka tetap bisa tertawa dan berbahagia sekalipun keadaan mereka seperti itu, tetapi mereka harus dibantu. taraf hidup mereka harus ditingkatkan. saya tahu saya tidak akan bisa berbuat banyak, begitu juga kalian, tapi kita bisa menginisiasi dan menunjukkan ke orang diluar sana yang tidak pernah terpikirkan akan hal ini, bahwa kita peduli. peduli dan akan bergerak.

dimulai dari sini. Hari Gizi Nasional. SUMPAH PATTIMURA. kalau belum bisa memberi banyak, setidaknya sebarkan ilmu.

dan kami akan membawa kalian, semua peserta sumpah pattimura, untuk melihat dan merasakan seperti yang kami rasakan hari itu. kalian akan melihat betapa contrast-nya kehidupan yang hanya berjarak 1 km dan dibatasi sebuah pagar kecil. pertajam rasa kepedulian kalian teman-teman dan nanti kita akan sama-sama merasakan kepedihan itu.


semoga kepedihan dan kepedulian itu cukup kuat untuk menyalakan api semangat dan perjuangan yang mungkin sudah lama tidak berkobar. demi mereka, demi Indonesia yang lebih baik :)

No comments:

Post a Comment