hmm. akhirnya setelah meninggalkan dunia menulis selama hampir lebih dari seminggu, sekarang dikasih kesempatan untuk terbang ke alam autis yang selalu saya masuki ketika sedang menulis.
hari kamis yang lalu, dengan segala macam ke-hectic-an yang lagi dialami karena siap-siap ujian buat compre FBS hari jumatnya, saya sedikit kesal karena harus berkumpul dengan seksi baru yang akan saya dan teman-teman yang lain bawa kedepannya. saat itu kesal setengah mati. kesannya kok ga ada hari lain aja ya? padahal kita mau ujian besoknya. hmm..
akhirnya dengan langkah yang berat, jalan juga deh ke kampus tercinta itu ditemani dengan tetesan hujan yang seakan menyemangati jiwaku untuk tetap berada di kamar dan belajar.
tapi, ternyata semua mindset jelek waktu berangkat itu ditepis dengan semua yang terjadi sore itu. sebuah sambutan hangat dari sebuah seksi, yang mungkin lebih cocok disebut sebuah keluarga, membuat saya merasa kedatangan itu tidak sia-sia. yaa sebuah keluarga baru sudah terbentuk.
keluarga baru itu bernama Pengabdian Kepada Masyarakat FKUNPAD..
semangat saudara-saudaraku! setahun ke depan kita akan selalu berangkulan erat membawa sebuah pengabdian kepada masyarakat keluar, mencitrakan nama FKUNPAD sesuai dengan porsi kita sebagai mahasiswa FK. mencoba berkontribusi kepada masyarakat dalam bidang kesehatan sesuai dengan kemampuan maksimal kita sebagai mahasiswa.
saatnya mulai memperhalus diri, lebih membuat hati ini peka, membuat jiwa ini peduli akan segala macam yang terjadi di sekitar kita. saatnya mulai memperindah diri dengan etika seorang dokter, karena kita akan berhubungan langsung dengan masyarakat. masyarakat butuh kita teman-teman. masyarakat butuh semua mahasiswa FKUNPAD.
mari membuat FKUNPAD dikenal dengan ucapan seperti "ooh, FKUNPAD yang waktu itu bantu-bantu di bencana ini?" "oh, FKUNPAD yang waktu itu bikin balai pengobatan gratis disini?"
semangat teman-teman! fasten your seatbelt! karena kita akan terbang ke seluruh penjuru indonesia bersama pilot Ikhsanun Kamil Pratama dan kita akan meninggalkan banyak jejak kebermanfaatan dimana pun itu ^^
so, where will be our first destination? :D
Friday, January 15, 2010
Thursday, January 7, 2010
falsafah itu ada
Ya setelah dua hari menjejalkan segala macam bentuk tulisan ke dalam otak dan hanya tidur kira-kira dua jam, akhirnya menyerah dulu sebentar. Membiarkan otaknya sedikit kosong (hehe padahal mah emang ga ada isinya..). Mencoba mengembalikan mood dengan menulis. Sebuah ritual untuk sedikit bersantai buat saya.
Di tengah kesibukan dunia perkuliahan yang diisi dengan segala macam bentuk slide dan textbook, hari ini sedikit berbeda. Bukan hanya karena tidak adanya lecture FBS aja, tapi juga karena kuliah BHP kali ini yang menurut saya cukup menarik. Sebuah kuliah yang sengaja diadakan untuk menyampaikan presentasi hasil kegiatan ekstramural (tulisannya bener ga? ^^).
Satu hal yang membuat saya tertarik dan menulis saat ini, adalah ketika presentasi mengenai Fakultas Kedokteran dimana saya berada saat ini. Disana dicantumkan dua falsafah besar yang menjadi dasar dari pergerakannya selama ini (katanya. Realitanya? Hehe)
Kemashlahatan untuk masyarakat. Suatu falsafah yang memang menurut saya sangat amat harus dimiliki oleh setiap Fakultas Kedokteran yang ada di manapun itu. sebagai seorang calon dokter yang katanya mulia, harusnya ya memang prioritas kita adalah kepentingan masyarakat. Ya gausah terlalu jauh ke depan lah ya mikirnya. Sekarang aja gitu kita sebagai mahasiswa, apa sih yang bisa kita lakukan buat masyarakat? Ya, silahkan dipikirkan sendiri lah ya. Kalian mahasiswa, dan mahasiswa itu berpikir (hehe padahal mah saya males aja).
Kebersamaan dalam kesejawatan. Kalau yang pertama tadi itu falsafah untuk pergerakan eksternal kita ke depannya, kalau yang ini ternyata buat internalnya kita sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran. Sejujurnya kalo saya sih menganggap ini mah tetap saja berakar pada kodrat kita sebagai seorang makhluk sosial. Intinya sih ya, kita harus menjaga komunikasi yang baik dengan rekan sejawat kita nantinya, karena disadari atau tidak, diinginkan atau tidak, kita pasti akan saling membutuhkan.
Saya ga akan bahas itu terlalu dalam. Karena saya sendiri pun belum bergerak ke arah sana. Hanya niat saja, tapi belum ada tindak nyata. Tapi saya berharap kita bisa sama-sama bergerak ke arah sana. Karena falsafah itu ada bukan hanya untuk sekedar ada, tetapi juga butuh direalisasikan. Semoga semua pihak mendukung pergerakan kita ke arah sana ya, entah itu fakultas, dosen, atau apapun. Karena saya yakin untuk perealisasiannya kita harus melakukan banyak hal dan juga membutuhkan banyak hal.
Yaa saya harus kembali bermesraan dengan laptop, slide, dan textbook sepertinya..
Di tengah kesibukan dunia perkuliahan yang diisi dengan segala macam bentuk slide dan textbook, hari ini sedikit berbeda. Bukan hanya karena tidak adanya lecture FBS aja, tapi juga karena kuliah BHP kali ini yang menurut saya cukup menarik. Sebuah kuliah yang sengaja diadakan untuk menyampaikan presentasi hasil kegiatan ekstramural (tulisannya bener ga? ^^).
Satu hal yang membuat saya tertarik dan menulis saat ini, adalah ketika presentasi mengenai Fakultas Kedokteran dimana saya berada saat ini. Disana dicantumkan dua falsafah besar yang menjadi dasar dari pergerakannya selama ini (katanya. Realitanya? Hehe)
Kemashlahatan untuk masyarakat. Suatu falsafah yang memang menurut saya sangat amat harus dimiliki oleh setiap Fakultas Kedokteran yang ada di manapun itu. sebagai seorang calon dokter yang katanya mulia, harusnya ya memang prioritas kita adalah kepentingan masyarakat. Ya gausah terlalu jauh ke depan lah ya mikirnya. Sekarang aja gitu kita sebagai mahasiswa, apa sih yang bisa kita lakukan buat masyarakat? Ya, silahkan dipikirkan sendiri lah ya. Kalian mahasiswa, dan mahasiswa itu berpikir (hehe padahal mah saya males aja).
Kebersamaan dalam kesejawatan. Kalau yang pertama tadi itu falsafah untuk pergerakan eksternal kita ke depannya, kalau yang ini ternyata buat internalnya kita sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran. Sejujurnya kalo saya sih menganggap ini mah tetap saja berakar pada kodrat kita sebagai seorang makhluk sosial. Intinya sih ya, kita harus menjaga komunikasi yang baik dengan rekan sejawat kita nantinya, karena disadari atau tidak, diinginkan atau tidak, kita pasti akan saling membutuhkan.
Saya ga akan bahas itu terlalu dalam. Karena saya sendiri pun belum bergerak ke arah sana. Hanya niat saja, tapi belum ada tindak nyata. Tapi saya berharap kita bisa sama-sama bergerak ke arah sana. Karena falsafah itu ada bukan hanya untuk sekedar ada, tetapi juga butuh direalisasikan. Semoga semua pihak mendukung pergerakan kita ke arah sana ya, entah itu fakultas, dosen, atau apapun. Karena saya yakin untuk perealisasiannya kita harus melakukan banyak hal dan juga membutuhkan banyak hal.
Yaa saya harus kembali bermesraan dengan laptop, slide, dan textbook sepertinya..
Monday, January 4, 2010
catatan sok tahu tentang : kaderisasi :)
siang ini, setelah mencoba lagi untuk menjejalkan segala macam bentuk textbook ke dalam otak yang lagi sakit setengah mati dari kemarin, akhirnya menyerah sebentar. ingin menulis sebentar, kangen juga ternyata setelah berhari-hari mencoba tidak produktif.
saat ini lagi asyik sama segala macam pikiran-pikiran liar yang tumbuh sejak selesai mendengarkan "kuliah" dari seorang bapak (merasa tua ga? :D) kemarin kuliahnya banyak membahas tentang kaderisasi. dan itu pun yang sedang saya pikirkan sekarang.
mungkin kemarin sudah dijawab ya pertanyaan saya tentang kaderisasi dan dampak darinya dimana timbul sekumpulan orang bermindset sama untuk melanjutkan sesuatu yang kemarin dibahasakan dengan "program". iseng-iseng aja, beberapa saat sebelum menulis ini saya melakukan beberapa riset (haha gaya banget kan. padahal mah cuma baca ^^) tentang kaderisasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kaderisasi berarti proses, cara, perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader. kalau saya boleh mengartikan secara sederhana, kaderisasi itu adalah proses pencarian pengganti. artinya seseorang yang duduk di sebuah organisasi akan mengalami masa dimana dia harus mencari seorang pengganti yang akan dipersiapkannya untuk meneruskan perjuangannya di organisasi tersebut. (hilangkan kerutan di dahimu, teman :D)
Kaderisasi menurut islam diartikan sebagai usaha mempersiapkan calon-calon pemimpin hari esok yang tangguh dalam mempertahankan dan mengembangkan identitas khairu ummah, umat terbaik. Ini sesuai dengan seruan Allah dalam Al-Qur’an.
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali Imran : 110)
"menanam untuk menumbuhkan" ya menurut saya itu adalah konsep sederhana dari sebuah kaderisasi. Bung Hatta pernah berkata bahwa Kaderisasi sama halnya dengan menanam bibit. untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, seorang pemimpin pada masanya harus menanam.
kalau begitu maka akan tercipta dua golongan manusia ketika kita berbicara perihal kaderisasi. yang pertama adalah PELAKU KADERISASI, yaitu sekelompok orang yang terhimpun dalam sebuah organisasi yang memiliki fungsi, tujuan, tugas, dan kebijakannya dan juga melakukan fungsi REGENERASI. sedangkan yang kedua, adalah SASARAN KADERISASI. mereka adalah individu-individu yang dipersiapkan untuk meneruskan perjuangan visi dan misi organisasi tersebut sesuai dengan koridornya.
Sebagai subyek atau pelaku, dalam pengertian yang lebih jelas adalah seorang pemimpin. Bagi Bung Hatta, kaderisasi sama artinya dengan edukasi. Tugas pertama-tama seorang pemimpin adalah mendidik. Jadi, seorang pemimpin hendaklah seorang yang memiliki jiwa dan etos seorang pendidik. Memimpin berarti menyelami perasaan dan pikiran orang yang dipimpinnya serta memberi inspirasi dan membangun keberanian hati orang yang dipimpinnya agar mampu berkarya secara maksimal dalam lingkungan tugasnya.
Sedangkan sebagai sasaran dari proses kaderisasi, sejatinya seorang kader memiliki komitmen dan tanggung jawab untuk melanjutkan visi dan misi organisasi ke depan. Karena jatuh-bangunnya organisasi terletak pada sejauh mana komitmen dan keterlibatan mereka secara intens dalam dinamika organisasi, dan tanggung jawab mereka untuk melanjutkan perjuangan organisasi yang telah dirintis dan dilakukan oleh para pendahulu-pendahulunya. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam hal kaderisasi adalah potensi dasar sang kader. Potensi dasar tersebut sesungguhnya telah dapat dibaca melalui perjalanan hidupnya. Sejauh mana kecenderungannya terhadap problema-problema sosial lingkungannya.
Subyek harus mampu menawarkan visi dan misi ke depan yang jelas dan memikat, serta menawarkan romantika dinamika organisasi yang menantang bagi para kader yang potensial, sehingga mereka dengan senang hati akan terlibat mencurahkan segenap potensinya dalam kancah organisasi. Untuk dapat menjalankan peran tersebut, maka organisasi atau sebuah pergerakan harus terlebih dahulu mematangkan visi-misi mereka; dan termasuk sikap mereka terhadap persoalan mendesak dan aktual kemasyarakatan; serta pada saat yang sama tersedianya para pengkader yang handal, untuk menggarap bibit-bibit potensial tadi. Kader-kader potensial, setelah mereka memahami dan meyakini pandangan dan sistem yang telah diinternalisasikan, maka jiwanya akan terpacu untuk bekerja, berkarya dan berkreasi seoptimal mungkin.
Kaderisasi merupakan kebutuhan internal organisasi yang tidak boleh tidak dilakukan. Layaknya sebuah hukum alam, ada proses perputaran dan pergantian disana. Namun satu yang perlu kita pikirkan, yaitu format dan mekanisme yang komprehensif dan mapan, guna memunculkan kader-kader yang tidak hanya mempunyai kemampuan di bidang manajemen organisasi, tapi yang lebih penting adalah tetap berpegang pada komitmen sosial dengan segala dimensinya.
kembali meninjau pedoman hidup kita sebagai seorang muslim..
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. Ash-Shaff : 2-3)
mungkin seperti yang bisa kita lihat beberapa waktu belakangan ini, kebanyakan pemimpin itu hanya memerintah tanpa memberi contoh atau setidaknya melakukan apa yang dikatakannya. terkadang itu yang membuat suatu kaderisasi gagal. karena, para sasaran kaderisasi tersebut juga bukan orang bodoh yang tidak punya rasional dan tidak punya ego untuk tidak melakukan apa yang diperintahkan ketika pemimpin tersebut juga tidak melakukannya. seperti contohnya, seorang pemimpin memerintahkan kepada semua calon kader untuk mengumpul di lapangan jam 4.30, sedangkan si pemimpin itu pada pukul 4.35 masih entah dimana keberadaannya. bagaimana calon kadernya bisa berbuat seperti itu ketika pemimpinnya pun tidak bisa? Rasulullah, dalam mengkader, tidaklah sembarangan. Beliau melakukan apa yang ia katakan. Sehingga kadernya menjadi taat dan melaksanakan apa yang beliau serukan.
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”
(Q.S. Ash-Shaff : 4)
Rasulullah Muhammad saw merupakan contoh pemimpin luar biasa yang sangat layak kita contoh sistem kaderisasinya. Melalui tangan dingin nya pengaruh islam menyebar keseluruh pelosok dunia hanya dalam tempo 23 tahun sejak kerasulannya. Kader-kadernya banyak mencatatkan tinta emas dalam sejarah kehidupan manusia. Sebut saja Umar bin Khattab, ketika menjadi khalifah pengaruh islam semakin kuat. Hal ini terbukti dengan banyaknya daerah kekuasaan islam saat itu. Daerah kekuasaan Kekaisaran Byzantium dan Persia yang meliputi Palestina, Suriah, Iran, dan Turki tak luput dari penguasaan umat islam. Sampai saat ini kader – kader Rasulullah terus bermunculan, meneguhkan keberhasilan sistem kaderisasi Rasulullah.
Selanjutnya Rasulullah dalam melakukan kaderisasi selalu teratur dan terencana. Contoh diatas sudah cukup membuktikan bahwa kaderisasi yang beliau bangun selalu terencana dengan sangat baik. Disinilah dibutuhkan ilmu manajemen organisasi, hal ini penting untuk menjaga agar kaderisasi tetap berlangsung. Jika manajemen organisasinya lumpuh maka hampur dapat dipastikan kaderisasinya juga akan lumpuh.
Setelah kita melakukan apa yang kita katakan lalu direncanakan dengan rapi maka selanjutnya peran pemimpinlah yang menentukan. Kaderisasi yang sukses tidak lepas dari peran pemimpin yang menjalankan tugas dengan baik.
okay. jadi ketika melakukan sebuah kaderisasi, maka harus diperhatikan dengan seksama yaitu seorang pemimpin, kalian para pelaku kaderisasi, mereka sasaran kaderisasi, konsep kaderisasi, dan cara kalian melakukan kaderisasinya.
Wallahu a'lam bishshawab..
(ah, kenapa jadi berat gini yaa?)
refferences :
-eramuslim.com
-informatika online journal
-Rialta Hamda
-Dani Ferdian
saat ini lagi asyik sama segala macam pikiran-pikiran liar yang tumbuh sejak selesai mendengarkan "kuliah" dari seorang bapak (merasa tua ga? :D) kemarin kuliahnya banyak membahas tentang kaderisasi. dan itu pun yang sedang saya pikirkan sekarang.
mungkin kemarin sudah dijawab ya pertanyaan saya tentang kaderisasi dan dampak darinya dimana timbul sekumpulan orang bermindset sama untuk melanjutkan sesuatu yang kemarin dibahasakan dengan "program". iseng-iseng aja, beberapa saat sebelum menulis ini saya melakukan beberapa riset (haha gaya banget kan. padahal mah cuma baca ^^) tentang kaderisasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kaderisasi berarti proses, cara, perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader. kalau saya boleh mengartikan secara sederhana, kaderisasi itu adalah proses pencarian pengganti. artinya seseorang yang duduk di sebuah organisasi akan mengalami masa dimana dia harus mencari seorang pengganti yang akan dipersiapkannya untuk meneruskan perjuangannya di organisasi tersebut. (hilangkan kerutan di dahimu, teman :D)
Kaderisasi menurut islam diartikan sebagai usaha mempersiapkan calon-calon pemimpin hari esok yang tangguh dalam mempertahankan dan mengembangkan identitas khairu ummah, umat terbaik. Ini sesuai dengan seruan Allah dalam Al-Qur’an.
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali Imran : 110)
"menanam untuk menumbuhkan" ya menurut saya itu adalah konsep sederhana dari sebuah kaderisasi. Bung Hatta pernah berkata bahwa Kaderisasi sama halnya dengan menanam bibit. untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, seorang pemimpin pada masanya harus menanam.
kalau begitu maka akan tercipta dua golongan manusia ketika kita berbicara perihal kaderisasi. yang pertama adalah PELAKU KADERISASI, yaitu sekelompok orang yang terhimpun dalam sebuah organisasi yang memiliki fungsi, tujuan, tugas, dan kebijakannya dan juga melakukan fungsi REGENERASI. sedangkan yang kedua, adalah SASARAN KADERISASI. mereka adalah individu-individu yang dipersiapkan untuk meneruskan perjuangan visi dan misi organisasi tersebut sesuai dengan koridornya.
Sebagai subyek atau pelaku, dalam pengertian yang lebih jelas adalah seorang pemimpin. Bagi Bung Hatta, kaderisasi sama artinya dengan edukasi. Tugas pertama-tama seorang pemimpin adalah mendidik. Jadi, seorang pemimpin hendaklah seorang yang memiliki jiwa dan etos seorang pendidik. Memimpin berarti menyelami perasaan dan pikiran orang yang dipimpinnya serta memberi inspirasi dan membangun keberanian hati orang yang dipimpinnya agar mampu berkarya secara maksimal dalam lingkungan tugasnya.
Sedangkan sebagai sasaran dari proses kaderisasi, sejatinya seorang kader memiliki komitmen dan tanggung jawab untuk melanjutkan visi dan misi organisasi ke depan. Karena jatuh-bangunnya organisasi terletak pada sejauh mana komitmen dan keterlibatan mereka secara intens dalam dinamika organisasi, dan tanggung jawab mereka untuk melanjutkan perjuangan organisasi yang telah dirintis dan dilakukan oleh para pendahulu-pendahulunya. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam hal kaderisasi adalah potensi dasar sang kader. Potensi dasar tersebut sesungguhnya telah dapat dibaca melalui perjalanan hidupnya. Sejauh mana kecenderungannya terhadap problema-problema sosial lingkungannya.
Subyek harus mampu menawarkan visi dan misi ke depan yang jelas dan memikat, serta menawarkan romantika dinamika organisasi yang menantang bagi para kader yang potensial, sehingga mereka dengan senang hati akan terlibat mencurahkan segenap potensinya dalam kancah organisasi. Untuk dapat menjalankan peran tersebut, maka organisasi atau sebuah pergerakan harus terlebih dahulu mematangkan visi-misi mereka; dan termasuk sikap mereka terhadap persoalan mendesak dan aktual kemasyarakatan; serta pada saat yang sama tersedianya para pengkader yang handal, untuk menggarap bibit-bibit potensial tadi. Kader-kader potensial, setelah mereka memahami dan meyakini pandangan dan sistem yang telah diinternalisasikan, maka jiwanya akan terpacu untuk bekerja, berkarya dan berkreasi seoptimal mungkin.
Kaderisasi merupakan kebutuhan internal organisasi yang tidak boleh tidak dilakukan. Layaknya sebuah hukum alam, ada proses perputaran dan pergantian disana. Namun satu yang perlu kita pikirkan, yaitu format dan mekanisme yang komprehensif dan mapan, guna memunculkan kader-kader yang tidak hanya mempunyai kemampuan di bidang manajemen organisasi, tapi yang lebih penting adalah tetap berpegang pada komitmen sosial dengan segala dimensinya.
kembali meninjau pedoman hidup kita sebagai seorang muslim..
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. Ash-Shaff : 2-3)
mungkin seperti yang bisa kita lihat beberapa waktu belakangan ini, kebanyakan pemimpin itu hanya memerintah tanpa memberi contoh atau setidaknya melakukan apa yang dikatakannya. terkadang itu yang membuat suatu kaderisasi gagal. karena, para sasaran kaderisasi tersebut juga bukan orang bodoh yang tidak punya rasional dan tidak punya ego untuk tidak melakukan apa yang diperintahkan ketika pemimpin tersebut juga tidak melakukannya. seperti contohnya, seorang pemimpin memerintahkan kepada semua calon kader untuk mengumpul di lapangan jam 4.30, sedangkan si pemimpin itu pada pukul 4.35 masih entah dimana keberadaannya. bagaimana calon kadernya bisa berbuat seperti itu ketika pemimpinnya pun tidak bisa? Rasulullah, dalam mengkader, tidaklah sembarangan. Beliau melakukan apa yang ia katakan. Sehingga kadernya menjadi taat dan melaksanakan apa yang beliau serukan.
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”
(Q.S. Ash-Shaff : 4)
Rasulullah Muhammad saw merupakan contoh pemimpin luar biasa yang sangat layak kita contoh sistem kaderisasinya. Melalui tangan dingin nya pengaruh islam menyebar keseluruh pelosok dunia hanya dalam tempo 23 tahun sejak kerasulannya. Kader-kadernya banyak mencatatkan tinta emas dalam sejarah kehidupan manusia. Sebut saja Umar bin Khattab, ketika menjadi khalifah pengaruh islam semakin kuat. Hal ini terbukti dengan banyaknya daerah kekuasaan islam saat itu. Daerah kekuasaan Kekaisaran Byzantium dan Persia yang meliputi Palestina, Suriah, Iran, dan Turki tak luput dari penguasaan umat islam. Sampai saat ini kader – kader Rasulullah terus bermunculan, meneguhkan keberhasilan sistem kaderisasi Rasulullah.
Selanjutnya Rasulullah dalam melakukan kaderisasi selalu teratur dan terencana. Contoh diatas sudah cukup membuktikan bahwa kaderisasi yang beliau bangun selalu terencana dengan sangat baik. Disinilah dibutuhkan ilmu manajemen organisasi, hal ini penting untuk menjaga agar kaderisasi tetap berlangsung. Jika manajemen organisasinya lumpuh maka hampur dapat dipastikan kaderisasinya juga akan lumpuh.
Setelah kita melakukan apa yang kita katakan lalu direncanakan dengan rapi maka selanjutnya peran pemimpinlah yang menentukan. Kaderisasi yang sukses tidak lepas dari peran pemimpin yang menjalankan tugas dengan baik.
okay. jadi ketika melakukan sebuah kaderisasi, maka harus diperhatikan dengan seksama yaitu seorang pemimpin, kalian para pelaku kaderisasi, mereka sasaran kaderisasi, konsep kaderisasi, dan cara kalian melakukan kaderisasinya.
Wallahu a'lam bishshawab..
(ah, kenapa jadi berat gini yaa?)
refferences :
-eramuslim.com
-informatika online journal
-Rialta Hamda
-Dani Ferdian
biarkan aku mati dalam penjara ini
pagi ini embun seakan membasahi setiap sudut halaman rumahku. tampak awan juga menghitam. angin dingin menghempas dedaunan keriing yang tergolek lemah tak berdaya pada jalan yang kian mengusam. entah ada apa dengan pagi ini. seakan-akan semua menyemangati hatiku untuk tetap mati. untuk tetap menangis dan merintih dalam kegelapan.
entah sampai kapan aku akan tergolek seperti mayat dalam kamarku yang kosong. membentengi diriku dalam jurang keterbatasan. membuat pagar dan tembok-tembok tinggi di sekililing tubuhku yang membatasi aku dari jalan panjang menuju kesempurnaan.
sementara sekitarku berlari, bahkan seekor semut pun melompat ke tengah badai, aku hanya tergolek diam disini. memandangi sekitarku menangis tertawa terpuruk dan mencapai kemenangan. aku hanya tertidur terduduk dan termenung dengan ekspresi datar tak bermakna dan mungkin sesekali menangis meratapi jiwaku yang telah mati hatiku yang telah usang dan ragaku yang telah membeku.
aku ingin kesana. menjadi seperti sekitarku. tapi lagi-lagi tembok-tembok dan pagar ini menghalangiku. mengurung aku dalam kehampaan tanpa batas kesendirian yang sangat tak bermakna ketulian yang sempurna dan kebutaan yang membuatku tertutup akan semua.yaa disinilah aku. terdiam menangis meratap menunggu mati tanpa ada api yang kukobarkan untuk membuatku hidup kembali
dan yaa biarkan aku mati dalam penjara ini!
entah sampai kapan aku akan tergolek seperti mayat dalam kamarku yang kosong. membentengi diriku dalam jurang keterbatasan. membuat pagar dan tembok-tembok tinggi di sekililing tubuhku yang membatasi aku dari jalan panjang menuju kesempurnaan.
sementara sekitarku berlari, bahkan seekor semut pun melompat ke tengah badai, aku hanya tergolek diam disini. memandangi sekitarku menangis tertawa terpuruk dan mencapai kemenangan. aku hanya tertidur terduduk dan termenung dengan ekspresi datar tak bermakna dan mungkin sesekali menangis meratapi jiwaku yang telah mati hatiku yang telah usang dan ragaku yang telah membeku.
aku ingin kesana. menjadi seperti sekitarku. tapi lagi-lagi tembok-tembok dan pagar ini menghalangiku. mengurung aku dalam kehampaan tanpa batas kesendirian yang sangat tak bermakna ketulian yang sempurna dan kebutaan yang membuatku tertutup akan semua.yaa disinilah aku. terdiam menangis meratap menunggu mati tanpa ada api yang kukobarkan untuk membuatku hidup kembali
dan yaa biarkan aku mati dalam penjara ini!
memenuhi permintaan kalian :D
di tengah segala macam hiruk pikuk ujian, masih sempet-sempetnya bikin blog. (jangan di contoh yaa..^^) ditengah ketidakberdayaan karena asma dan sakit kepala yang luar biasa, di tengah ketidakmampuan otak ini untuk menyerap banyak pelajaran yang dari tadi terus dijejalkan ke dalam otak ini, akhirnya saya memutuskan untuk memenuhi permintaan kalian untuk blogging (gaya ya? padahal mah ga ada yang minta saya blogging :p)
yang jelas blog ini akan menemani romantisme perjuangan saya dan teman-teman di tahun 2010. semoga tidak ada moment yang terlewatkan untuk di-share ke kalian. dan saya ga perlu capek-capek nge-tag notes lagi lah hehe. just enjoy every words!
*maaf masih jelek blog-nya. masih belum berniat untuk menatanya :D
yang jelas blog ini akan menemani romantisme perjuangan saya dan teman-teman di tahun 2010. semoga tidak ada moment yang terlewatkan untuk di-share ke kalian. dan saya ga perlu capek-capek nge-tag notes lagi lah hehe. just enjoy every words!
*maaf masih jelek blog-nya. masih belum berniat untuk menatanya :D
Subscribe to:
Posts (Atom)