sebuah tulisan yang harusnya dibuat sekitar 5 buan yang lalu. Sebuah tulisan hasil tantangan seseorang. Sebuah tulisan yang mungkin menggambarkan sejauh mana saya memandang status mahasiswa. Sebuah tulisan yang mungkin menunjukan sejauh mana idealism saya sebagai seorang mahasiswa. Sebuah tulisan yang dibuat dengan semangat yang membara. Sebuah tulisan yang dibuat dengan harapan dapat menginisiasi sesuatu, setidaknya inisiasi untuk semangat di dalam hati kecil kalian, mahasiswa..
suatu hari saya bertanya pada seseorang, “kak, sebenernya peran mahasiswa itu apa aja si?”
kemudian orang yang saya Tanya hanya menjawab, “mau dijelasin? Kalo gitu namanya bukan mahasiswa”
dari situ saya tertantang untuk mencari jawabannya sediri. Setelah membaca berbagai sumber dan menarik kesimpulan, lalu memikirkan sedikit bagaimana menurut saya, akhirnya saya memberanikan diri untuk bertemu lagi ke orang itu.
“kak, boleh diskusi? Saya sudah sedikit tahu, sekarang butuh pemahaman.”
“saya lagi sibuk de, kamu tulis aja, nanti saya baca sejauh mana kamu ngerti dan baru deh kita diskusi. Oke?”
Akhirnya saya Cuma garuk-garuk kepala, lalu selesai saja sudah sampai disitu topic itu.
***
Mahasiswa. Ketika kata itu dihadapkan kepadamu, maka apa yang akan kamu pikirkan? Setiap orang pasti punya pemikiran yang berbeda mengenai kata ini.
1. Oh, mahasiswa mah orang-orang pinter, sekolahnya tinggi. Bapaknya punya duit banyak jadi dia bisa sekolah tinggi. (jawaban versi orang berpendidikan rendah yang tidak mengetahui urgensi pendidikan dan tidak punya uang)
2. Mahasiswa itu tukang demo, bikin kerusuhan, bikin macet jalanan, ngerusak barang-barang. (jawaban versi orang yang tukang nonton berita, tapi langsung nelen bullet-bulet beritanya tapa dipikir ulang)
3. Mahasiswa? Oh mereka orang-orang yang kerjaannya pulang malem, sabtu minggu ga pernah ada di rumah, jarang punya waktu buat adik-adiknya. Kalo pulang sampe rumah tidur doing sama minta duit. (jawaban versi adeknya seorang mahasiswa yang mungkin organisatoris parah atau malah yang kerjanya Cuma jalan-jalan doing.)
4. Mahasiswa itu satu-satunya kaum yang berani nentang pemerintah. (jawaban versi orang yang suka nonton berita dan baca Koran yang selalu baik sangka sama mahasiswa)
5. Mahasiswa mah itu yang suka bantu-bantu di desa ini. Da baik mereka mah (jawaban seorang ibu rumah tangga di sebuah desa yang menjadi target desa binaan oleh sekelompok mahasiswa)
6. Mahasiswa itu satu periode waktu buat lo seneng-seneng dan bebas tanpa aturan. (jawaban seorang mahasiswa tukang main)
7. Mahasiswa itu agent of change, iron stock, moral force, dll. (jawban seorang organisatoris yang sering dicekokin materi beginian *termasuk saya*)
8. Dll.
Satu kata itu saja bisa menimbulkan banyak interpretasi tergantung orangnya menilai dari sisi apaa, kepada mahasiswa yang bagaimana, dan bagaimana orang yang menilai itu sendiri. Lantas, bagaimana dengan peran mahasiswa? Orang definisinya aja susah dan ga pasti begitu.
Karena saya mahasiswa, maka saya akan mencoba untuk menjabarkannya secara intelek *sedikit intelek maksudnya :D*
Sebenarnya, menurut berpuluh-puluh mahasiswa yang saya tanyakan, ada satu kata yang selalu saya dengar, idealisme. Seorang mahasiswa, pasti punya idealitas, tapi kadarnya sampai mana itu yang tergantung pada setiap orangnya.
Kita bisa menelaah lagi saat zaman prakemerdekaan, kemerdekaan, dan pasca kemerdekaan. Sebut saja peran Boedi Oetomo tahun 1908, sumpah pemuda tahun 1928, dan puncaknya saat kemerdekaan tahun 1945. Disana dapat kita temukan beberapa momen yang diciptakan oleh mahasiswa, yang berujung pada harumnya nama mahasiswa. Pada saat itu, posisi mahasiswa sangat eksklusif dan krusial, dimana sebagian besar dari mereka adalah para pelopor atau motor. Pembakar semangat kepemudaan, pencipta ide-ide segar dan ekstrim, dan gerakan-gerakan lain yang mendorong terus penciptaan sebuah kemerdekaan.
Dapat dilihat juga pada zaman peruntuhan rezim orde baru dan orde lama, diamana inisiasi langkah awal penjatuhan tersebut berasal dari mahasiswa. Walaupun banyak elemen pemerintahan yang pro reformasi dan dalam pelaksanaannya, semua lapisan masyarakat turut serta, tetap saja mahasiswa merupakan ujung tombak perjuangan. Maka pantas, ketika seorang mahasiswa disebut sebagai agent of change dan social control untuk negaranya.
Secara moralitas, mahasiswa harusnya dapat berbuat lebih baik dari yang lainnya, hal ini dikarenakan dasar mereka sebagai kaum intelektual. Selain itu, mahasiswa juga dituntut untuk peka terhadap semua hal yang terjadi di lingkungannya. Hal itu dikarenakan mereka adalah calon kader masa depan yang harus belajar mulai saat ini bagaimana cara menghadapi, mengayomi, dan mensejahterakan rakyat dari sekarang.
Mahasiswa juga berhak melakukan kritisi terhadap pemerintahan yang berjalan tidak sesuai dengan aturan yang sudah diberlakukan. Dan sebagai wujud kepeduliannya terhadap masyarakat, maka mahasiswa juga diharapkan dapat melaukan pengabdiannya kepada masyarakat dengan sungguh-sungguh. Pengabdian dapat dilakukan dalam bidang apa saja. Ir. Rachmat Witoelar berkata bahwasanya ilmu yang didapat di pergruan tinggi itu hanyateknis semata, sementara pengabdian masyarakat adalah suatu hal yang essensial.
Dalam bidang teknologi, sebagai agent of change mahasiswa harusnya dapat membawa inovasi inovasi baru terhadap perkembangan teknologi yang memang masih minim di Inodnesia. Analisis terhadap keadaan di suatu masyarakat oleh mahasiswa juga dapat berlanjut pada tahap aksi pengubahan masyarakat itu menjadi lebih baik (peningkatan status kehidupan), hal ini merupakan kontribusi mahasiswa dalam bidang social. Dan masih banyak lagi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk negaranya.
***
Hehe. Segitu saja dulu tulisan tentang ini. Berlanjut ke part2 J
No comments:
Post a Comment