pagi ini embun seakan membasahi setiap sudut halaman rumahku. tampak awan juga menghitam. angin dingin menghempas dedaunan keriing yang tergolek lemah tak berdaya pada jalan yang kian mengusam. entah ada apa dengan pagi ini. seakan-akan semua menyemangati hatiku untuk tetap mati. untuk tetap menangis dan merintih dalam kegelapan.
entah sampai kapan aku akan tergolek seperti mayat dalam kamarku yang kosong. membentengi diriku dalam jurang keterbatasan. membuat pagar dan tembok-tembok tinggi di sekililing tubuhku yang membatasi aku dari jalan panjang menuju kesempurnaan.
sementara sekitarku berlari, bahkan seekor semut pun melompat ke tengah badai, aku hanya tergolek diam disini. memandangi sekitarku menangis tertawa terpuruk dan mencapai kemenangan. aku hanya tertidur terduduk dan termenung dengan ekspresi datar tak bermakna dan mungkin sesekali menangis meratapi jiwaku yang telah mati hatiku yang telah usang dan ragaku yang telah membeku.
aku ingin kesana. menjadi seperti sekitarku. tapi lagi-lagi tembok-tembok dan pagar ini menghalangiku. mengurung aku dalam kehampaan tanpa batas kesendirian yang sangat tak bermakna ketulian yang sempurna dan kebutaan yang membuatku tertutup akan semua.yaa disinilah aku. terdiam menangis meratap menunggu mati tanpa ada api yang kukobarkan untuk membuatku hidup kembali
dan yaa biarkan aku mati dalam penjara ini!
Monday, January 4, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment